Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menilai cara masyarakat dalam berwisata religi atau berziarah pada pandemi Covid-19 dinilai sangat berisiko. Padahal di masa pandemi ini, mobilitas hingga jarak seseorang harus dibatasi.
- Dampingi Menparekraf Buka East Java Fashion Harmony, Pj. Gubernur Jatim Optimis Jadi Event Skala Internasional
- Sinyal Sandiaga Siap Gabung Pemerintahan Baru, PPP: Kami Masih Bersama PDIP
- Turis WNI Tak Bawa Rp6,5 Juta ke Thailand Ditolak, Sandiaga: Sudahlah di Indonesia Saja
"Sangat berisiko (wisata religi di masa pandemi)," kata Sandiaga Uno dalam keterangan tertulisnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (18/4).
Berangkat dari hal tersebut, Sadiaga berujar bahwa tren wisata ke depan seperti wisata religi harus mampu menyesuaikan panduan yang sudah ditetapkan dalam pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro, termasuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
"Kita juga harus memastikan jumlah dari kunjungan wisatawan tidak membludak. Ada pendekatan pembatasan dan informasi yang nantinya akan berbasis aplikasi teknologi," ujarnya.
Oleh karena itu, Sandiaga mengatakan, penerapan prinsip CHSE (Cleanliness, Helath, Safety and Environment Sustainability) sudah menjadi sebuah keharusan.
Penerapan CHSE itu tidak hanya di destinasi-destinasi utama seperti Ancol atau Kota Tua Jakarta, juga di beberapa destinasi unggulan lainnya. Tetapi juga sampai menyentuh situs-situs religi.
"Kuncinya adalah bagaimana sosialisasi dan edukasi kami kepada para pengelola destinasi wisata, terutama wisata religi," demikian Sandiaga.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kemenparekraf Apresiasi Garena Game Jam, Kompetisi Game 48 Jam untuk Developer Muda
- Miliki Potensi Ekonomi Kreatif Lengkap, Kemenparekraf Gelar Santri Digitalpreneur di Banyuwangi
- Usai di Kunjungi Deputi Kemenparekraf, Desa Wisata Gunungsari Madiun Akan Mendapat Pendampingan