Menparekraf Motivasi Pesantren Giatkan Santriprenuer Dan Ekonomi Kreatif

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat menghadiri acara Quick Respon Code Indonesia Standart (QRIS) yang digelar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ishlah, Bondowoso secara virtual/RMOLJatim
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat menghadiri acara Quick Respon Code Indonesia Standart (QRIS) yang digelar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ishlah, Bondowoso secara virtual/RMOLJatim

Pondok Pesantren (Ponpes) yang sejatinya tempat memperdalam ilmu keagamaan, kini dituntut lebih modern dalam menghadapi kemajuan zaman dan tekhnologi.


Para santri dituntut  tidak hanya untuk memiliki pendidikan yang berakhlakul karimah saja, namun harus mampu memiliki kemampuan enterprenuer.

Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat menghadiri acara Quick Respon Code Indonesia Standart (QRIS) yang digelar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ishlah, Bondowoso melalui virtual, Kamis (29/4).

"Saya berharap santri-santri ini mampu bersaing dalam wirausaha dengan pelaku-pelaku ekonomi dunia," ujarnya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat virtual dengan para santri Ponpes Al-Ishlah.

Sandi Uno berharap, para santri mampu menjadi pemimpin dalam dunia, bahkan hingga dunia internasional tanpa harus meninggalkan kearifan lokal yang ada.

"Budaya islam kita adalah rahmatan lil alamin, budaya kita Indonesia harus tetap dijunjung tinggi," ucapnya.

Selain itu, lanjut Sandi, para santri juga diminta mampu menjadi penopang pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, karena banyak sektor yang nantinya bisa dimasuki oleh para santri yang sudah terlatih dengan enterprenuer.

"Pariwisata religi nanti bisa dikendalikan santri, tak hanya itu berbagai sektor seperti kuliner, fashion bahkan industri film juga nantinya bisa dipenuhi santri," ujarnya.

Sementara, Pengasuh Ponpes Al-Ishlah Bondowoso, KH.Thoha Yusuf Zakaria, memaparkan, Ponpes menyambut positif himbauan dan motivasi menparekraf dan telah siap mengembangkan wirausaha yang sudah mulai dirintis Ponpes Al-Ishlah.

"Kami sudah memiliki beberapa wirausaha yang semuanya dikerjakan para santri," paparnya.

Ditambahkan Kyai Thoha, Ponpes tersebut merupakan ponpes pelatihan dan memang mendesain santrinya agar produktif. Sehingga menjadikan para santri memiliki skill wirausaha diluar ilmu keagamaan.

"Sementara kami sudah memiliki wirausaha dibidang pertanian dan peternakan," tambahnya.

Nantinya, beberapa usaha yang sudah berjalan ini akan dikelola melalui koperasi pesantren dan semuanya sudah diatur hingga pemasaran produk yang dihasilkan.

"Harapannya, santri-santri mampu berwirausaha ketika sudah menjadi alumni, karena itu salah satu tujuan yang bermanfaat bagi orang disekitarnya," tandas Kyai Thoha.(Gik)

ikuti terus update berita rmoljatim di google news