Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat Brigjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo menilai komentar Menteri Agama Fachrul Razi soal kasus perusakan musala di Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut) yang viral di media sosial, tidak tepat.
- Rampas Tas Berisi Uang Ratusan Juta, Perampok Bersenpi Tembak Warga
- 390 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Muba
- Demo di Jakarta Ricuh, Mahasiswa Lempar Batu dan Polisi Balas Tembak Gas Air Mata
Kata dia, komentar semacam itu bertolak belakang dengan semangat pemerintah yang menggaungkan untuk membangun radikalisme.
"Nggak pantas Menag bicara seperti itu, katanya mau libas radikalisme. Lha kasus Minahasa ini adalah "the real radicalsm"," ujar Anton dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/2).
Pengurus MUI Pusat ini menyebutkan, bahwa Fachrul sebagai menteri agama harus bisa menyejukkan suasana. Bukan malah memancik percikan radikalisme menjadi semakin besar.
"Karena itu, sekecil apapun percikan api radikal intoleran harus dipadamkan .Jangan malah dikompori dengan kata-kata konyol," pungkasnya.
Sebelumnya Fachrul Razi menyatakan, perusakan tempat ibadah jika dibanding dengan jumlah tempat ibadah di Indonesia memiliki rasio yang sangat kecil.
"Sebetulnya kasus yang ada, kita bandingkan lah ya, rumah ibadah di Indonesia ada berapa juta sih? Kalau ada kasus 1-2 itu kan sangat kecil," kata Fachrul di Kota Bogor, Kamis (30/1) lalu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sedang Antre Beli Roti, Sepuluh Warga Ukraina Tewas Ditembak Pasukan Rusia
- Ratusan Mahasiswa dan Buruh Duduki Grahadi, Desak Cabut UU Omnibus Law
- Generasi Lahir Tahun 2020 Akan Menghadapi Cuaca Ekstrem Tujuh Kali Lebih Parah