Sebuah paradoks sedang terjadi di negeri ini. Pasalnya, kasus besar korupsi tidak lagi menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Semua justru sibuk pada hal remeh temeh yang tidak substansial.
- Rindu SBY, Puluhan Ribu Massa Hadiri Kampanye Demokrat Bersama Rakyat di Banyuwangi
- Sekjen MAKI Apresiasi dan Dukung Program Rachmad-Bagus Sebagai Cawali Cawawali Kota Balikpapan
- Pelantikan Pj Sekdaprov Jatim Dikabarkan Rabu Sore
Begitu kira-kira pandangan Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution lewat kicauannya di akun media sosial X, platform yang dulu dikenal dengan nama Twitter, pada Kamis (3/8).
Syahrial merasa heran lantaran kasus korupsi yang merajalela di era Jokowi, bahkan diduga hingga menjalar ke dalam kabinet, tidak membuat masyarakat menjadi geram. Indikatornya, tidak ada aksi-aksi dari kalangan mahasiswa maupun aktivis atas kasus-kasus korupsi tersebut.
“Menteri seenaknya balikin duit suap Rp27 M dan (ada kasus) Rp 349 T aksi TPPU di Kemenkeu, tidak ada riak gelombang demonstrasi,” tegasnya.
Tapi di satu sisi, kasus remeh temeh seperti pernyataan pengamat politik Rocky Gerung tentang “bajingan tolol” justru mengundang aksi demonstrasi. Para relawan Jokowi berduyun-duyun menggelar demo, sekalipun Jokowi menganggap pernyataan Rocky sebagai hal kecil.
“Satu kalimat "Bajingan Tolol" sebagai kritik terhadap kinerja presiden, seolah-olah negeri ini besok akan roboh. Negeriku ganas,” tutupnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Baliho Anies-Muhaimin Minim, Timnas: Kami Tak Punya Duit
- Erick Thohir Disoraki Presiden Oleh Satri Saat Kunjungi Pesantren Darul Ulum, Ini Kata Gus Han
- MKD Didesak Berikan Sanksi Tegas Pada Rahmat Muhajirin Terkait Pencurian 21,5 Ton BBM Milik Pertamina