Kampanye untuk pemilihan umum (pemilu) di Malaysia secara resmi telah dimulai pada Sabtu (5/11). Kampanye ini dilakukan sebelum pemungutan suara yang akan digelar pada 19 November mendatang.
- Cak Imin: Kasus Penembakan PMI di Malaysia Harus Diusut Tuntas
- Pengalaman Konyol di Depan Migrasi Jiran
- Jadi Tokoh Perempuan Inspiratif, Khofifah Jadi Rujukan Belajar Kepemimpinan Mahasiswa Universiti Malaya Malaysia
Pemilu Malaysia kali ini diperkirakan akan sangat ketat, dengan koalisi Barisan Nasional (BN) yang berusaha untuk bengkit setelah empat tahun menelan kekalahan. Sementara di sisi lain ada Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan yang telah lama mendambakan posisi sebagai perdana menteri.
Dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), BN telah memerintah Malaysia sejak kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada tahun 1957. Namun korupsi yang merajalela menyebabkan koalisi tersebut kalah dari Pakatan Harapan (PH) atau Aliansi Harapan pada tahun 2018.
Kemenangan pemilu memicu harapan reformasi di Malaysia. Sayangnya harapan itu tidak berumur panjang lantaran pembelotan yang menyebabkan pemerintahan PH runtuh pada awal 2020 dan membawa UMNO kembali berkuasa.
Malaysia telah memiliki tiga perdana menteri sejak pemilihan 2018.
Dimuat Al Jazeera, sejumlah kandidat, termasuk Anwar dan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang berusia 97 tahun, menyerahkan surat nominasi mereka di daerah pemilihan mereka pada Sabtu, membuka jalan bagi dimulainya periode kampanye 14 hari.
Sedangkan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob, dari UMNO, mendaftar untuk mempertahankan kursinya di negara bagian Pahang tengah.
Lebih dari 21 juta warga Malaysia akan memberikan suara untuk mengisi 222 kursi di parlemen federal dan memilih perwakilan untuk tiga badan legislatif negara bagian.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Cak Imin: Kasus Penembakan PMI di Malaysia Harus Diusut Tuntas