Pandemi Covid-19 yang diikuti oleh berbagai kebijakan terkait pembatasan keramaian berpengaruh langsung terhadap produksi hio yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa dalam ritual ibadah.
- Pelaku UMKM Pasrah Harga Kebutuhan Pokok Terus Melonjak
- Xiaomi Segera Buka Pabrik Di Turki
- bank bjb Gagas Program Keringanan Bunga Pinjaman Bagi UMKM
Seperti yang terlihat jelang Imlek 2021 ini, di mana para produsen hio di kawasan Medan Sunggal bahkan hanya berproduksi jika menerima pemesanan saja.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat mereka mampu memproduksi hio dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi permintaan dari Kota Medan dan dari kota lain di Sumatera Utara, seperti Tanjung Balai dan Pematangsiantar.
"Penurunan produksi mencapai 80 persen lah. Kita buat kalau ada yang minta saja. Enggak berani untuk bikin stok," kata salah seorang pengusaha pembuatan Hio di Medan Sunggal, Rika dilansir dari Kantor Bertita Politik RMOL, (30/1).
Rika menjelaskan, hio yang mereka produksi terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari 3 inci hingga 12 inci. Namun saat ini yang selalu mereka buat secara rutin hanya yang kecil saja yang biasa digunakan untuk sembahyang di rumah.
Kebijakan pemerintah untuk membatasi kehadiran warga agar tidak menjadi kerumunan menurutnya juga menjadi penyebab semakin sedikitnya permintaan hio.
"Covid-19 ini kan bikin enggak boleh berkumpul, jadi untuk sembahyang di Vihara berkurang. Orang memilih sembahyang di rumah," tutur Rika.
"Biasanya dua pekan sebelum Imlek sudah mulai sembahyang, sekarang untuk masuk ke vihara kan jumlahnya juga dibatasi, ini yang bikin berkurang permintaan," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dukung Kegiatan Budaya, BRI Rajawali Ikut Andil dalam Festival Imlek 2576 dan Cap Go Meh Lions Club Surabaya Shining 2025
- Imlek 2576 Tahun Ular Kayu Membawa Pesan Penting Tentang Kepemimpinan
- Menyambut Imlek Warga Tionghoa di Kota Madiun Bersih-bersih Klenteng Hwi Ing Kiong