Perayaan Tahun Baru Imlek 2573 di Kabupaten Banyuwangi dihadiri oleh lintas etnis maupun agama. Suasana di yempat ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio pada Sabtu sampai Minggu (5-6/2).
- Relokasi Korban Banjir Bandang, Pemkab Bondowoso Siapkan Lahan 4,6 Hektar
- Wali Kota Eri Dampingi Presiden Joko Widodo Cek Stabilitas Harga di Pasar Dukuh Kupang Surabaya
- Aspirasi Warga Surabaya Utara Ditindaklanjuti Wali Kota Eri, Tokoh Madura Sampaikan Terima Kasih
Kegiatan tersebut menyajikan berbagai ajang dalam Festival Imlek tersebut berlangsung meriah dan penuh keakraban.
Menurut Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, festival Imlek ini menjadi bagian dari upaya merajut harmoni. Kehadiran warga dari beragam etnis yang menikmati keindahan Kelenteng Hoo Tong Bio yang dihias dengan ratusan lampion dan ornamen bernuansa merah menjadi penanda persatuan.
“Festival Imlek adalah simbol persatuan bagi rakyat Banyuwangi. Tidak hanya persatuan dengan kehadiran kita, tapi juga kesatuan dalam kebudayaan kita,” ucap Ipuk, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (7/2).
Ipuk berharap, ajang ini dapat menumbuh-suburkan toleransi antar umat beragama. “Keharmonisan dalam masyarakat menjadi modal utama membangun Banyuwangi yang lebih baik,” kata Ipuk.
Dalam festival Imlek tahun ini, menyuguhkan beragam atraksi menarik. Memadukan budaya Tionghoa dengan kesenian lokal Banyuwangi. Seperti tari barongsai, tari kipas, hingga penampilan lagu-lagu bahasa Osing, begitu juga tetabuhannya. Seperangkat gamelan beradu suara dengan tetabuhan khas negeri tirai bambu itu. Semakin menambah semarak suasana.
Dalam ajang ini, juga disediakan bazar jajanan dan kuliner khas Tionghoa. Seperti nasi ayam hainan, bebek dan ayam Peking, bakcang, burger Shanghai, bakpao, dimsum, kwetiau, dan masih banyak lainnya.
“Selain budayanya, masyarakat juga bisa mengenal kuliner khas Tionghoa yang beragam. Ini juga bagian dari cara untuk mengukuhkan ikatan persaudaraan,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Ipuk menambahkan, tak lupa menyampaikan apresiasi kepada komunitas Tionghoa yang telah berpartisipasi aktif dalam pembangunan Banyuwangi.
“Meski warga Tionghoa di Banyuwangi tidak sampai lima persen, namun animo masyarakat yang hadir telah menegaskan kerukunan dan toleransi yang tinggi yang telah dibangun oleh seluruh warga dan etnis di Banyuwangi," kata Ipuk.
Acara itu mendapat apresiasi dari para pengunjung. Salah satunya, Hidetoshi Tamaoka.
“Saya terkesan dengan orang Banyuwangi yang sangat menghargai keberagaman. Kesenian yang ditampilkan di sini juga menarik karena memadukan antar budaya,” kata Hidetoshi Tamaoka, ketua tim studi dari pemerintah Jepang yang sengaja datang ke Banyuwangi terkait dukungan pengembangan program Smart kampung.
Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Banyuwangi turut hadir dalam kegiatan tersebut. Di antaranya, Komandan Lanal Letkol Laut (P) Ansori, Kapolresta Kombes Nasrun Pasaribu, dan Dandim 0825 Kav Eko Julianto Ramadan. Hadir pula Ketua MUI Banyuwangi, KH. M Yamin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Genjot Vaksinasi Pelajar, Banyuwangi Target 11.500 Anak
- Tarian Asal Kota Probolinggo Sambut Peringatan Hari Jadi Ke-665
- Tidak Bayar Retribusi, Satpol PP Surabaya Segel 16 Unit Rusunawa Romokalisari