Merasa Termarjinalkan, Guru Madrasah di Jember Deklarasi Dukung Gus Fawait-Djoko

Cabup Gus Fawait saat menemui guru madrasah/Ist
Cabup Gus Fawait saat menemui guru madrasah/Ist

Posko Rumah Cinta di Jalan Gajah Mada Nomor 369 Kaliwates, Sekretariat Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2, banyak didatangi elemen masyarakat Jember untuk memberikan dukungan. 


Kali ini yang datang adalah Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Jember, dan mendeklarasikan dukungan kepada Paslon Muhammad Fawait - Djoko Susanto.

Ketua PGMI Jember, Syarofi Romdon, menyatakan keoptimisannya, bahwa Gus Fawait bisa membawa perubahan signifikan jika berhasil menjadi pemimpin Jember, khususnya terhadap nasib guru madrasah.

"Selama ini kami termarjinalkan, tidak pernah tersentuh oleh pemerintah daerah melalui APBD," ucap Syarofi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (25/10).

Untuk itu, lanjut dia para guru madrasah di Kabupaten Jember, ya g tergabung dalam PGMI berkomitmen untuk mendukung Gus Fawait. Sebab, kandidat ini yang berasal dari kalangan pesantren ini, akan benar-benar memahami kondisi guru madrasah.

Syarofi yakin terhadap Gus Fawait, akan memikirkan nasib guru madrasah, sehingga nanti akan ada perubahan.

"Kami pernah bersurat kepada bupati sebelumnya sampai 3 kali, tapi gak pernah ada respon. Makanya kami kecewa," jelas dia.

Sementara Gus Fawait dengan tegas mengapresiasi dukungan elemen masyarakat tersebut. Dia  menyatakan bahwa semua program yang diusung akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Jember, termasuk guru madrasah.

"Saya sejak kecil belajar di madrasah, mulai MI, MTs, hingga MA," ucap Gus Fawait.

"Karana itu, kami punya program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk jangka panjang, kami prioritaskan di pendidikan, salah satunya madrasah," sambungnya.

Selain itu, Gus Fawait berkomitmen untuk lebih memperhatikan pendidikan di pelosok melalui program jangka panjangnya, guna mengurai kemiskinan yang selama ini disebabkan oleh minimnya akses pendidikan.

"Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah," terangnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news