RMOLBanten. Pandangan yang selalu mengaitkan terorisme dengan isu kerukunan antar umat beragama perlu dipertanyakan. Kedua hal itu tidak memiliki kaitan satu sama lain.
Demikian disampaiakan pemerhati politik Teuku Gandawan, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, (Rabu, 16/5).Kata Gandawan, serangan terorisme akhir pekan lalu adalah simbol ketidakmampuan aparat membaca situasi.
- Masyarakat Bisa Bantu KPK Awasi Harta Kekayaan Pejabat Negara
- KPK Panggil 6 Karyawan PT Pelni Usut Korupsi Asuransi Keselamatan Pelayaran
- Sidang Lanjutan Korupsi Timah, Sandra Dewi Sebut Bukti Transfer Rp 3 Miliar Untuk Pelunasan Cicilan Rumah
Menurut dia, pihak yang menterjemahkan aksi terorisme sebagai wujud dari ketidakrukunan antar umat beragama seperti kehilangan akal.
"Menangkap maling berbaju batik, tidak pernah bermakna batik adalah baju maling. Menangkap orang berjenggot dan berjilbab ketika melanggar pidana, tidak pernah bermakna semua lelaki berjenggot dan perempuan berjilbab adalah pelanggar pidana," sambungnya. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gelapkan Uang Klien Catut Nama Mantan Kapolri, Polda Jatim Diminta Segera Tetapkan Advokat Moses Henry Tersangka
- Pengacara Lukas Enembe Disebut Halangi Proses Hukum
- Gugat Presiden Karena Tak Copot Mendes PDT, Lokataru Disebut Hanya Bikin Kegaduhan Politik dan Hukum