Meski Angkat Isu Taliban, JK Diprediksi Tetap Sulit Maju di Pilpres

JK bersama pimpinan Taliban
JK bersama pimpinan Taliban

Penampilan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tampak dominan dalam isu pengambilalihan kepemimpinan Afghanistan oleh Taliban memunculkan beragam spekulasi. Salah satunya, dugaan bahwa JK sedang menyiapkan citra baik di mata internasional untuk menyongsong Pilpres 2024.


Namun demikian dugaan ini buru-buru disangkal oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin.

Menurutnya, peluang JK untuk maju di Pilpres 2024 sudah sulit. Sekalipun di dunia internasional ada fenomena pemimpin senior kembali turun gunung di kancah politik.

Kata Ujang, JK yang sudah dua kali menjabat sebagai wapres sudah kehilangan momentum.

"Sulit JK maju sendiri jadi capres, karena momentum dirinya di politik Indonesia sudah lewat,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/8).

Adapun porsi yang tepat bagi mantan Ketua Umum Partai Golkar itu di mata Ujang adalah sebagai king maker. Sebab sejauh pengamatannya, elektabilitas JK sudah tidak mungkin untuk dikatrol lagi.

“Terkait dengan elektabilitas juga berat. 2024 itu JK bukan nyapres. Tapi king maker,” tandasnya.

JK pernah diundang ke Kabul oleh Presiden Afghanistan Ashraf Gani pada 28 Februari 2018. Kala itu, JK berbagi pengalaman Indonesia menyelesaikan konflik domestik. Di saat yang sama, Ghani sedang mengajak Taliban bergabung dalam proses demokrasi Afghanistan.

Taliban bahkan pernah datang ke Jakarta untuk bertemu JK. Selain itu, keduanya juga pernah bertemu di Qatar. Inti pertemuan berbicara mengenai jalan keluar untuk mengakhiri konflik.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news