Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meluruskan informasi yang beredar bahwa Dokter Sunardi yang diduga ditembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror bukanlah warga persyarikatan Muhammadiyah.
- Bakesbangpol Surabaya Terima Apresiasi dari Densus 88 Antiteror
- Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris Terafiliasi ISIS
- Sepanjang 2023, Densus 88 Amankan 142 Tersangka Teroris
Penegasan itu disampaikan langsung Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti melansir Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Jumat malam (11/3).
"Soal dokter Sunardi. Almarhum dan keluarganya bukan warga Muhammadiyah," tegas Abdul Mu'ti.
Namun begitu, Abdul Mu'ti menilai tindakan penambakan terhadap Almarhum Dokter Sunardi karena alasan melawan hukum patut ditindaklanjuti dengan investigasi.
"Tindakan Densus 88 yang menembak yang bersangkutan (Dokter Sunardi) dengan alasan melawan perlu ada investigasi dari pihak berwenang," kata Abdul Mu'ti.
Menurutnya, hukum harus ditegakkan bagi siapa pun. Termasuk jika itu dilakukan oleh pihak Densus 88 yang telah menembak mati almarhum Dokter Sunardi dengan alasan melawan saat hendak diamankan.
"Hukum harus ditegakkan bagi siapa saja. Kalau memang ada aparat Densus yang terbukti melanggar protap (prosedur tetap), harus diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.
Dokter Sunardi ditengarai sebagai penasihat Amir Jemaah Islamiyah (JI) dan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) meninggal dunia dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3).
Dokter Sunardi disergap anggota Densus 88 Antiteror saat perjalanan pulang dari praktik di klinik Ponpes Ulul Albab Polokarto. Kala itu ,dia hendak pulang ke rumahnya yang berada di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, pada Rabu (9/3) sekitar pukul 21.15 WIB.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bakesbangpol Surabaya Terima Apresiasi dari Densus 88 Antiteror
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat