Pengamat politik Universitas Nasional, Andi Yusran menyarankan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui secara terbuka terkait gerakan pengambilalihan kepemimpinan yang menyasar Partai Demokrat.
- Beredar Surat Undangan HUT Demokrat Kubu Moeldoko, Herzaky: Ini Sungguh Memalukan
- Di Balik Gugat ke PTUN, Moeldoko Dinilai Ingin Dapatkan Tawaran Politik Dari AHY
- Gugatan Moeldoko ke Menkumham Mendegradasi Kredibilitas Presiden Jokowi
Menurut Andi, daripada Moeldoko melakukan pembelaan berupa sindiran di media sosial, maka lebih baik tampil ke publik dengan mengatakan bahwa memang benar pihaknya ngopi bersama kader Demokrat untuk merencanakan Munaslub Partai Demokrat.
"Sejatinya Moeldoko tampil ke publik dan mengakui saja bahwa ianya ‘memang ngopi politik dan membicarakan kemungkinan Munaslub Partai Demokrat dan itu sah-sah saja," kata Andi sebagaimana diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (7/2).
Menurut Andi, sebagai manusia politik, hal lumrah jika mantan Panglima TNI itu ingin menguasai sebuah parpol untuk memuluskan langkahnya mengikuti pertarungan Pilpres di tahun 2024 mendatang.
"Lumrah jika Moledoko sebagai manusia politik juga punya selera duduk sebagai ketum parpol yang dapat menghantarkannya ikutan dalam kontestasi presiden di 2024," tandasnya.
Setelah memberikan respons pernyataan terbuka meluruskan tudingan Agus Harimurti Yudhoyono dan petinggi Demokrat, Moeldoko kerap memberikan status di medsos bahwa dirinya ngopi tapi ada yang grogi.
Unggahan medsos itu bernada sindiran yang mengarah pada AHY dan para petinggi Demokrat yang khawatir dengan adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan secara paksa yang diduga didalangi oleh salah satunya Moeldoko.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menko Infrastruktur AHY Kunjungi PSEL Benowo, Apresiasi Pengolahan Sampah Jadi Listrik
- SBY Kembali Duduki Ketua Majelis Tinggi Demokrat Periode 2025-2030
- Presiden Resmikan 17 Stadion Berkelas Dunia, Menko AHY: Komitmen Infrastruktur Dukung Prestasi Olahraga Nasional