Saran ini merujuk kepada hasil survei Litbang Kompas yang dianggap telah mewakili fakta lapangan. Di mana, dukungan warga terhadap capres pilihan Jokowi hanya 15,1 persen saja.
- Prabowo Tegaskan Hanya Orang Buta Hati yang Tak Akui Pencapaian Jokowi
- Prabowo: Kekuasaan Ada di Setiap Warga Negara
- Pengamat: Tiga Cawapres Kuasai Debat
"Artinya pilihan dukungan capres yang hanya 15,1 mendukung dan 30 persen menolak dapat dimaknai sebagai legitimasi Jokowi dan capres pilihannya. Di mata publik dukungan itu cerminkan rendahnya legitimasi," ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (16/11).
Bahkan, menurut Muslim, sebanyak 30,1 persen yang menolak dapat dimaknai dukungan capres Jokowi akan sia-sia.
Sehingga dipastikan capres yang didukung Jokowi akan ditolak oleh publik alias bakal keok saat maju pada pertarungan Pilpres 2024.
"Jadi sebaiknya Jokowi jangan urusi lagi dukung mendukung capres. Legitimasi Jokowi saja sudah habis, apalagi capres dukungannya. Jadi janganlah capres andalkan dukungan Jokowi, pasti kalah," pungkas Muslim.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029