Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mayang menggelar Musyawarah Kerja (Musker) 2025 ke 1 di Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang Kabupaten Jember, Selasa 18 Februari 2025.
- Peringati Hari Kartini, Driver Suroboyo Bus Kenakan Pakaian Kebaya
- Tingkatkan Kualitas SDM di HUT ke-79, Pj Gubernur Adhy: Pemprov Gelontor Rp 1 Triliun untuk Madrasah Diniyah se-Jatim Selama 5 Tahun
- Pelanggar Lalin Masih Tinggi, Ratusan Masyarakat Datangi Kejari Kota Malang
Langkah ini adalah amanah jam'iyah (Organisasi) NU, sebagaimana diatur dalam perkumpulan Nahdlatul (Perkum) Nomor 9 tahun 2022, tentang permusyaratan.
"Pasal 21 ayat 4 berbunyi sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam masa jabatan MWCNU," ucap Skretaris MWCNU Mayang, Gus Ahmad Muzammil dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Karena itu, pihaknya bermusyawarah dengan pengurus MWCNU Mayang, lembaga dan Banom (Badan Otonom) NU, untuk mewujudkan amanah organisasi. Peserta Musker yang hadir, terdiri dari 35 pengurus MWCNU, 30 pengurus 7 Pimpinan Ranting Nahdlatul ulama ( PRNU) se kecamatan Mayang.
Selain itu juga diikuti perwakilan Banom-Banom seperti Muslimat NU, Fatayat NU, PAC GP Ansor Kecamatan Mayang, PAC IPNU/ IPPNU serta Pagar Nusa. Juga hadir dalam kegiatan tersebut, Jajaran Mukhtasar MWCNU, Drs. KH Syamsul Hadi Baihaqi Pengasuh Ponpes Nurul Ulum SumberKejayan, KH Samsul Arifin, Pengasuh Ponpes Muampel Desa Mayang, Rais Syuriah MWCNU Mayang, KH. Su'udi Munir MPd, Katip Syuriah, K Fathor Rozi.
Sementara Ketua MWCNU Mayang, H Muhammad Hafit dalam sambutannya, dalam Musker dengan tema " Membangun Peradaban dan Kemandirian Jam'iyah Untuk Indonesia Bermartabat," mengajak peserta untuk meneladani Mu'assis jam'iyah Nahdlatul ulama, Hadratussyek KH Muhammad Hasyim Asy'ari.
"Satu abad yang lalu, beliau sudah meletakkan dasar pendirian NU, yang tertuang "Muqaddimah Konon Asasi Jam'iyah Nahdlatul ulama," katanya.
"Kita punya Rais Syuriah, Mukhtasar MWCNU Mayang, mari kita belajar bersama-sama kepada beliau kitab, yang disampaikan dalam muktamar pertama di Surabaya satu abad lalu. Bisa diagendakan kajian rutin, di Kantor MWCNU Mayang," sambungnya.
Lebih lanjut Hafit menjelaskan, bahwa Musker ini merupakan bentuk penguatan kelembagaan dan manajemen organisasi, untuk mencapai keberhasilan organisasi. Melalui perumusan program-program MWCNU Mayang bersama-sama.
"Ada 14 lembaga MWCNU dan Banom, dengan 72 program, yang akan dicapai yang menjadi amanah dari Konferensi MWCNU Mayang beberapa waktu yang lalu.
Salah satu tujuan dari Musker saat ini, adalah menentukan skala prioritas dari program amanat konferensi, mana yang dieksekusi terlebih dahulu dan mana yang selanjutnya.
Dia juga menghimbau lembaga dan Banom NU tidak berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan programnya. Sebaiknya melakukan kolaborasi antara lembaga dan Banom, supaya tujuan tercapai secara maksimal.
"Dengan terlaksananya Musker ini, kami berharap dapat terjalin hubungan yang solid dan harmonis antara MWCNU, jamaah dan jam'iyah. Pada akhirnya ajaran Islam ahlussunah wal jama'ah An-nahdliyah berjalan dengan baik serta warga sejahtera. Semoga program tersebut bisa terealisasikan dengan baik dan lancar, mohon doanya," pungkasnya.
Sementara kegiatan Musker dibuka langsung oleh Rais Syuriah MWCNU Mayang, KH. Su'udi Munir, M.Pd.
Dalam sambutannya, dia menyampaikan 3 pesan Kyai karismatik Krapyak Yogyakarta yaitu KH Ali Maksum, bagaimana berkhidmat di NU. yaitu pertama mengetahui apa itu NU? Karena dengan mengenal NU sebagai organisasi keagamaan menjadi pemantik kita untuk berjuang. Kedua faham arah perjuangan Nahdlatul Ulama, yang didirikan Auliya Allah ( para wali Allah).
"Jika sudah faham lalu NU diperjuangkan, sesuai profesi masing-masing, baik sebagai pejabat, Guru, petani dan sebagainya. Tapi berjuang dan amaliyahnya ala ( sesuai cita - cita ) NU, sehingga sanatnya nyambung dengan Mu'assis," katanya.
Ketiga yakni sabar mengabdi di Nahdlatul Ulama artinya kita tidak mencari musuh ataupun dimusuhi karena sama-sama berjuang. Karena karakter Pengurus NU itu, bermacam-macam dalam berhikmah di organisasi. Ada yang aktif, proaktif dan ada yang tidak. Namun semuanya cinta NU.
"Dengan memahami ketiga poin tersebut, diharapkan bisa ikhlas lillahi ta'ala dalam berjuang dan mengabdi di NU. Tidak mengharapkan kecuali ridlo Allah SWT," ucap pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Tegalrejo ini.
Selain itu kita menjadi santri Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, karena NU adalah pesantren besar.
"Semoga kita mendapatkan berokah dari para Mu'assis NU dan Syafaat dari Rosulullah SAW dan Ikhlas berjuang li'iklai Kalimatillah," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kado HJKS Ke-730, JCI Bantu 1.000 Paket Sembako dan Alat Ibadah
- Kapolrestabes Medan Dicopot, Diduga Buntut Dari Terima Suap Bandar Narkoba
- Polres Mojokerto Dirikan Pos Pelayanan dan Pengamanan Nataru