Nak, Ibu Sedang Melacur! (10)

Cover by Denny NJA
Cover by Denny NJA

Hubungan Dua Lawan Satu

“Malam pertama, ah capek juga ngomongin malam pertama. Yang jelas, ini adalah malam pertamaku yang ketiga dengan suami ketiga. Rasanya, sama seperti malam pertamaku dengan suamiku kedua. Biasa. Tak ada yang heboh, kecuali malam pertama dengan suami pertama.”

Namun, menginjak malam-malam berikutnya, ini yang bikin jantung Rika berdebar-debar.

Ceritanya, malam itu Gofur mengajaknya masuk ke kamar Mbak Yatik. Ia tak tahu apa maksudnya. Ia disuruh diam saja.

“Lho ini kan kamarnya Mbak Yatik!” Seru Rika.

“Kamu tenang aja,” katanya sembari meletakkan jari telunjuk ke bibir.

Mereka pun masuk ke dalam kamar. Di sana, ternyata Yatik telah menunggu. Ia menunggu sambil tiduran.

Mereka berdua berbisik. Lalu, Gofur mencium Yatik. Dan seterusnya.

Alamak!

Rupanya ini maksud Gofur mengajak Rika masuk ke kamar istrinya. Jadi, dia ingin berhubungan intim bertiga.

Gila!

Pantas, selama beberapa hari menjadi istri Gofur, dia sering menanyai Rika soal malam pertamanya bersama Gofur. Jadi ini toh maksudnya.

Awalnya, ia hanya menjadi penonton saja. Gerah rasanya melihat mereka berdua berciuman dan buka baju.

Namun, perlahan birahinya mulai naik. Tak bisa diajak kompromi. Apalagi, ketika Mbak Yatik dan Gofur mendesaknya untuk ikut bergabung. Rika tak bisa menolak.

“Ayo jangan takut, kita kan sudah jadi keluarga,” kata Mbak Yatik.

“Sejak kejadian malam itu, aku, Mbak Yatik, dan suamiku, sering melakukan hubungan bertiga. Kadang di kamar Mbak Yatik, kadang di kamarku. Hubungan dua lawan satu ini pada akhirnya menjadi rutinitas. Bahkan ketika Yatik atau aku gak mood, salah satu dari kami hanya menjadi penonton. Begitu seterusnya dan seterusnya.”

Meski mereka kerap berhubungan intim bersama-sama, baik Rika dan Mbak Yatik tak pernah melakukan hubungan sejenis atau lesbi untuk membangkitkan gairah suami. Semua mereka lakukan secara alami.

***

Lima tahun sudah Rika menjalin rumah tangga. Tapi, belum juga dikaruniai anak. Perasaannya sedih. Tak tahu harus berbuat apa. Ia merasa bersalah terhadap suaminya. Harapannya memiliki seorang anak dari rahimnya kandas.

Rika mandul?

Ya, ia mulai yakin jika dirinya benar-benar mandul. Pasti dokter salah ketika mendiagnosa. Dokter bilang, ia normal. Lalu kenapa setelah 10 tahun menikah, ia tetap tak punya momongan.

Beruntung suaminya tidak marah. Dia tidak mabuk, tidak main perempuan, dan tidak menampar. Dia tidak seperti suami keduanya. Dia malah memberinya semangat untuk bangkit.

“Namanya juga belum dikasih, mau bagaimana lagi. Kamu yang sabar ya,” katanya.

Hari-hari dilalui Rika dengan perasaan sedih. Melihat kondisi istrinya, Gofur ikut simpati. Begitu juga istri pertama suaminya.

Kalau Mbak Yatik, tidak kepikiran. Sebab, dia telah memiliki satu anak. Sampai kemudian, sang suami memberi modal untuk buka usaha.

Namun Rika bingung mau buka usaha apa. Suaminya bilang, apa saja untuk menghilangkan kesedihan. Yang penting ada aktifitas.

Akhirnya, Rika putuskan menetap di Surabaya. Ia buka usaha kain. Ia menyewa sebuah tempat di Tambak Asri. Ia tidak sendirian. Ada seorang anak membantunya. Edy panggilannya. Saat itu Edy masih duduk di bangku SMP kelas 2. Usianya terpaut 15 tahun dari Rika.

Edy adalah pembantu suaminya. Dia sengaja ikut Rika ke Surabaya supaya ia punya teman untuk bantu-bantu.

Setahun berlalu. Usaha jual beli kain berjalan lancar. Perasaan untuk ingin memiliki anak, lenyap.

Hari-hari bersama Edy ternyata menyenangkan. Apalagi, ketika malam tiba. Edy selalu mendendangkan sebuah lagu. Mereka bernyanyi bersama, tertawa bersama.

Mereka tak punya perasaan apa-apa, awalnya.

Sampai akhirnya, seorang teman datang ke rumah. Perempuan. Dia bersama pacarnya. Perempuan itu mengajak Rika jalan-jalan ke Sarangan, Magetan.[bersambung]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news