NATO membantah klaim Rusia bahwa pihaknya telah menarik pasukan di perbatasan. Sebaliknya, NATO memperkirakan militer Rusia akan melakukan serangan skala penuh terhadap Ukraina.
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Rusia Berpeluang Dirikan Kampus Nuklir di Indonesia
Berbicara dalam sebuah wawancara di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (19/2), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, ada indikasi Rusia sedang bersiap membuat dalih untuk melakukan serangan.
"Semua tanda menunjukkan bahwa Rusia merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina. Kita semua setuju bahwa risiko serangan sangat tinggi," kata Stoltenberg, seperti dikutip Radio Free Europe.
“Tidak ada pasukan yang ditarik, seperti yang dikatakan Rusia, tetapi pasukan baru sedang ditambahkan,” lanjutnya.
Sementara itu, NATO telah memindahkan staf di Ukraina, dari ibukota Kiev ke Lviv di bagian barat karena alasan keamanan.
“Keselamatan personel kami adalah yang terpenting, jadi staf telah dipindahkan ke Lviv dan Brussel. Kantor NATO di Ukraina tetap beroperasi,” ujar seorang pejabat NATO.
Pemindahan pasukan dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Moskow dapat melancarkan serangan ke Ukraina.
Selain NATO, negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris juga telah memindahkan operasi kedutaan mereka ke Lviv karena mengkhawatirkan keselamatan staf mereka.
Pemindahan pasukan dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Moskow dapat melancarkan serangan ke Ukraina.
Selain NATO, negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris juga telah memindahkan operasi kedutaan mereka ke Lviv karena mengkhawatirkan keselamatan staf mereka. 
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ukraina Bikin Perangko Bergambar Presiden Prabowo Subianto
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel