Puluhan hiu tutul atau kawanan hiu paus (whale shark) kembali terlihat di perairan Probolinggo. Kawanan mamalia dengan nama Latin Rhincodon Typus itu muncul di perairan laut Probolinggo dan ditemukan oleh sejumlah nelayan.
- Pengunjung dan PKL Resah, Sekelompok Orang Pesta Miras di Stadion Gelora Merdeka Kraksaan
- Tragedi Cemburu Buta: Didik Bunuh Istri Usai Temukan Dugaan Perselingkuhan di Media Sosial
- Muslimat NU Probolinggo Soroti Rencana Lumajang Ambil Air dari Ronggojalu: Harus Dikaji Ulang
Budiono, seorang nelayan asal Desa Dringu mengungkapkan pada Kantor Berita RMOL Jatim, hiu tutul tersebut sudah dijumpai semenjak 7 hari yang lalu.
"Awalnya 9 ekor hiu tutul mas yang saya jumpai ditengah laut saat mencari ikan," jelasnya, Senin sore (27/12).
Menurutnya, saat ini sudah ada 20 ekor hiu tutul yang di jumpainya. Hiu-hiu tersebut, berjarak sekitar 1 kilometer atau 1 mil kurang dari bibir pantai.
"Sekitar 1 kilometer mas dari bibir pantai," paparnya.
Sementara itu, Sisil nelayan asal Desa Tamansari Kecamatan Dringu mengungkapkan, kalau pihaknya setiap hari menjumpai hiu-hiu tersebut.
"Saya setiap berangkat untuk mencari ikan, menjumpai terus hiu-hiu itu," paparnya.
Namun, pihaknya mengaku sudah bersahabat dengan hiu yang setiap tahun muncul di perairan Probolinggo tersebut.
"Sudah tidak takut lagi mas ya. Kalau awalnya tahun 2009 agak takut. Tapi sekarang sudah biasa mas," pungkasnya.
Masih terkait hiu tutul, pada 2009 silam, Darcy Bradley, usia 26 tahun, peneliti dari Eco-Ocean, lembaga nirlaba (non-profit) di Australia menyempatkan datang ke Pantai Bentar, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
Perempuan yang bekerja untuk situs penelitian hiu tutul, www.whaleshark.org itu meneliti hiu-hiu tutul di perairan Pantai Bentar.
Darcy mengatakan, ekosistem pantai yang banyak ditumbuhi hutan tanaman pantai (mangrove) seperti bakau dan api-api menyediakan plankton yang melimpah. Ini karena plankton banyak bersarang di kawasan hutan mangrove.
Dengan kata lain, hiu-hiu itu akan menjadi pelanggan tahunan untuk menyantap plankton di perairan pantai yang dangkal.
”Sehingga kalau sampai hiu-hiu itu tidak lagi muncul lagi, berarti eksosistemnya bermasalah,” ujar Darcy saat itu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pengunjung dan PKL Resah, Sekelompok Orang Pesta Miras di Stadion Gelora Merdeka Kraksaan
- Tragedi Cemburu Buta: Didik Bunuh Istri Usai Temukan Dugaan Perselingkuhan di Media Sosial
- Muslimat NU Probolinggo Soroti Rencana Lumajang Ambil Air dari Ronggojalu: Harus Dikaji Ulang