Rapid Test berbayar menjadi beban tambahan bagi pengusaha angkutan darat di Jawa Timur. Terlebih sejak pandemi virus corona melanda, pendapatan mereka turun drastis hingga 80 persen.
- Fuad Bawazier: Sri Mulyani Makin Jadi Politisi, Bukan Menkeu
- bank bjb Gelar Bincang Jumat Bisnis Spesial UMKM Go Global
- RUPS BTN Rombak Susunan Direksi, Optimistis Kinerja Makin Gemilang
"Memang saya akui ada beban berat yang dipikul teman-teman, karena kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rapid test bagi crew bus terutama jurusan ke Bali," kata Wakil Ketua DPD Organda Jatim, Firmansyah Mustafa saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (10/7).
Untuk meringankan bebas pengusaha angkutan darat tersebut, Firmansyah meminta agar rapid test digratiskan .
"Tentunya ini menjadi beban pemerintah, apalagi sebelum adanya PSBB, omzet kami turun drastis sampai 80 persen," ujarnya.
Kondisi masa transisi new normal saat ini, kata Firmansyah, masih belum berdampak signifikan terutama bagi pengusaha bus.
"Terminal memang sudah dibuka tapi nggak ada penumpangnya, mereka juga takut berpergian apalagi harus mengeluarkan biaya tambahan rapid test yang lebih mahal dari biaya tiketnya," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hadirkan 17 Delegasi dari Berbagai Negara, Pameran Fashion Indo Leather dan Footwear Expo 2023 Dongkrak Industri Sepatu dan Kulit
- HUT Ngawi Ke-666, Bank Jatim Serahkan Satu Unit Mobil Pemadam Kebakaran ke Pemkab Ngawi
- Kenaikan PPN 12 Persen Tindakan Kerusakan Moral Luar Biasa