Sebenarnya gempa bumi itu tidak bisa membunuh manusia. Yang membunuh adalah bangunannya.
- Semarakkan HUT RI ke-77, Diskominfo Jatim Adakan Beberapa Pertandingan dan Perlombaan
- Anggaran Penanganan Bengawan Jero Lamongan Diusulkan Rp 65 Milyar
- Jelang Tahun Baru, Lebih Dari 19 Ribu Penumpang Berangkat dari Daop 8 Surabaya
Menurut Amien, Gempa yang terjadi di Sumenep diperkirakan akibat dari patahan yang berada di selat Madura.
Karena itu daerah yang berbatasan dengan selat Madura, seperti Surabaya dan sekitarnya ada baiknya antisipasi lebih dulu.
Amien menyebut Surabaya memiliki dua patahan aktif di wilayah Kendeng dan Waru, Sidoarjo yang juga berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo besar.
"Itu sudah ada di peta gempa yang pernah dirilis beberapa bulan lalu. Makanya kita sekarang melakukan penelitian struktur tanahnya," sebutnya.
Masih kata dia, tanah yang buruk dan berpotensi gempa, maka konstruksi bangunan harus benar benar berkualitas dan tahan gempa.
Sementara Kepala Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tretes, Pasuruan, Suwardi, memang mengakui jika Surabaya dan beberapa wilayah lain di Jawa Timur memang terdapat patahan. Hanya saja, gejala itu belum nampak.
"Potensi gempa memang ada di wilayah Selatan Jawa Timur yang berdekatan dengan samudra Indonesia, dibanding lintasan patahan Kendeng dan Waru," ujarnya.
Kendati demikian, kata Suwardi, peringatan potensi gempa harus dilakukan sebagai upaya antisipasi dan mitigasi bencana.[bud/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kurangi Banjir, Gubernur Khofifah Resmikan Penambahan Kapasitas Pompa dan Genset di Pintu Air Kuro Lamongan
- Viral Video Tudingan RSU Covidkan Warga, Begini Jawaban Plt Direktur
- Permintaan Meningkat Saat Pandemi, Stok Kain Kafan di Kota Kediri Menipis