Pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem akan menghormati pilihan calon presiden (capres) masing-masing bisa dimaknai penegasan bahwa keduanya akan saling bertarung di pemilihan presiden tahun 2024 mendatang.
- Surya Paloh Anggap Jokowi Sahabat Nasdem Hingga Berakhirnya Jabatan Sebagai Presiden
- KPK Berencana Periksa Surya Paloh dalam Kasus TPPU SYL
- Dukung Usulan Hak Angket, Surya Paloh: Itu Hak Konstitusional
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai, Prabowo dan Surya Paloh secara politik telah berpisah. Artinya, sangat sulit membayangkan Prabowo dan Anies Baswedan menjadi pasangan di Pilpres mendatang.
"Sangat sulit membayangkan Prabowo-Anies duet karena keduanya berada dalam kutub berbeda," jelas Adi melansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/3).
Meski demikian, Adi berpendapat, sikap kedua tokoh politik itu yang menunjukkan keakraban juga memberikan sinyal politik antarelite tetap saling menghormati meski berbeda pilihan politik.
Bagi Adi, sikap Paloh dan Prabowo itu harus dimaknai oleh rakyat bahwa di dalam berpolitik harus dibarengi dengan sikap biasa saja.
"Jangan maknai politik seperti perang antar agama. Elite saja saling berangkulan, rakyat jangan sebaliknya," pungkas Adi.
Surya Paloh sendiri datang ke kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor sebagai balasan atas kunjungan Prabowo sebelumnya.
Keduanya menyatakan bahwa persahabatannya telah terbangun sejak 40 tahun lalu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DMDI Dukung Rencana Prabowo Evakuasi Ribuan Warga Gaza ke Indonesia
- SBY Puji Keputusan Prabowo Pilih Jalan Negosiasi Hadapi Tarif Impor Trump
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah