Selama masa pandemi ini, permintaan alat konrasepi di Kota Kediri meningkat. Berdasarkan data dari Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pegendalian penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, pada Bulan Desember 2020 persediaan kondom sebanyak 41 gros atau 5900 biji.
Namun, mulai menginjak Bulan Januari sampai bulan juni 2021 permintaan alat kontrasepsi jenis kondom dari puskesmas pada Dinas DP3AP2KB sebanyak 35 gros atau 5.040. Saat ini sisa alat kontrasepsi di DP3AP2KB, masih tersisa 6 gros atau sebanyak 864 biji.
"Masyarakat masih khawatir melakukan KB menggunakan alat kontrasepsi jenis Implant, IUD, Metode operasi pria (MOP), Metode operasi wanita (MOW), dan suntik karena harus ke rumah sakit atau puskesmas, dengan alasan takut ke rumah sakit dan puskesmas. Sehingga, masyarakat memilih alat kontrasepsi jenis kondom," kata Kepala Bidang Keluarga Berencana, Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pegendalian penduduk dan keluarga berencana, Yudi Erwanto kepada Kantor Berita RMOLJatim, Senin (23/8).
Masyarakat sekarang, sambung Yudi, lebih memilih menggunakan kondom, karena alasan takut ke rumah sakit atau ke puskesmas. Sehingga, permintaan kondom dari puskesmas melonjak naik.
Yudi menambahkan, pihaknya juga akan segera mengajukan tambahan dropping alat kontrasepsi jenis kondom ke Provinsi Jawa Timur. Karena stok Alat kontrasepsi jenis kondom di DP3AP2KB sudah menipis. Sedangkan permintaan dari puskesmas terus meningkat. Kota Kediri, mempunyai 9 puskesmas yang semuanya juga minta stok alat kontrasepsi jenis kondom ini.
Pemerintah Kota Kediri selama pandemi ini juga menghimbau pada masyarakat agar menunda kehamilan, karena ibu hamil sangat yang mempunyai komorbid rentan tertular Covid-19.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news