Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menetapkan status siaga tempur di wilayah mempunyai kerawanan tinggi, seperti di distrik Nduga, Papua.
- Panglima TNI Terjunkan Personel ke Pulau Rempang
- Prajurit Bunuh Imam Masykur, Panglima TNI: Mohon Maaf Seluruh Rakyat Indonesia
- Labuan Bajo Jadi Lokasi KTT ASEAN, Ini Saran Panglima TNI
Keputusan itu diambil setelah terjadi serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyebabkan satu orang prajurit TNI tewas dan 4 luka-luka.
"Dengan adanya kontak tembak seperti ini daerah yang kerawanannya tinggi seperti ini dari operasi Pamrawan dan tempatnya diketahui itu tempatnya kst maka kita tingkatkan operasi siaga tempur, sama seperti di Natuna disitu siaga tempur laut kalau disini siaga tempur darat," kata Yudo di Lanudal Juanda pada Selasa (18/4).
Yudo mengatakan, dengan adanya peningkatan status itu maka prajurit TNI yang memasuki wilayah rawan harus meningkatkan konsentrasi lebih tinggi. Meski demikian, Yudo memastikan dalam jiwa prajurit terpatri naluri untuk siaga tempur, sehingga mereka akan selalu waspada.
"Mereka akan lebih waspada dengan kondisi-kondisi seperti ini terutama kalau memasuki wilayah kerawanan yang tinggi," katanya.
Yudo Margono juga membantah kabar dibagikan oleh perwakilan KKB bahwa banyak prajurit TNI yang gugur. Hingga saat ini, menurut dia, satu prajurit TNI yakni Pratu Miftahul Arifin yang tewas tertembak KKB, dan empat prajurit lainnya masih hilang kontak.
"Kemudian ada pernyataan yang muncul di youtube perwakilan KKB itu adalah hoak semua. Sengaja kemarin saya tidak muncul dan saya ingin tahu situasi sebenarnya tidak ada berita yang tidak singkron," jelasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Surabaya Eri Gandeng Polisi dan TNI Perangi Curanmor, Ajak Warga Tingkatkan Kewaspadaan
- TNI-Polri Temukan 13 Jenazah Korban Kebrutalan KKB di Yahukimo
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran