Bakal calon presiden (Bacapres) memiliki tanggung jawab moral memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan damai.
- Fahri Hamzah Sebut Paslon 01 akan Jadi Tersangka Hanya Gimmick untuk Dongkrak Partai Gelora
- Partai Gelora Bakal Deklarasi Dukung Prabowo
- Pembuktian dan Tantangan Tiga Tokoh di Parpol Debutan
Partai Gelombang Rakyat (Gelora) tidak ingin terjadi lagi polarisasi di akar rumput dan konflik antar elite, yang akhirnya merambat menjadi konflik horizontal.
"Karena korbannya, yang dirugikan, ya masyarakat,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Siddiq, dalam keterangan tertulis dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/7).
Menurut pengamatannya, ada fenomena mengulang terjadinya polarisasi politik seperti pada Pemilu 2014 dan 2019.
Ditandai dengan meningkatnya tensi politik menjelang Pemilu 2024 dan munculnya friksi-friksi perpecahan elite, baik di lingkaran koalisi pemerintahan maupun di luar pemerintahan.
“Saya kira ini satu hal penting untuk menjadi pemikiran bersama. Ini sering kami diskusikan dan komunikasikan, kira-kira implikasinya terhadap keseluruhan Pemilu ini seperti apa,” ujarnya.
Sebab itu Partai Gelora mengingatkan, bahwa dunia saat ini sedang dalam persimpangan jalan, di mana terjadi pergeseran dan perubahan tatanan global.
“Perubahan di tatanan global memang membuat kita harus lebih hati-hati mengelola situasi politik. Jangan sampai Pemilu 2024 dijadikan the last battle, perang eksistensi antar kekuatan super power,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DKPP Periksa Bawaslu Jatim dan Bawaslu Surabaya Atas Dugaan Laporan Caleg
- KPU Tetapkan 10 Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Lolos Parlemen
- Ormas-ormas Di Kota Probolinggo Siap Dukung Amin Ina Dalam Pilwali 2024