Partai Golkar menilai logis majunya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi bakal calon presiden 2019.
- Elektabilitas Capres Dianggap Turun Akibat Kasus Johnny Plate, Anies: Negeri Ini Tak Diatur Persentase
- Pilpres Tiga Pasang Akan Tiadakan Kelompok Kampret dan Cebong
- Natalius Pigai: Indonesia Sedang Dilanda Tsunami Pengangguran
Demikian disampaikan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, Jumat (13/4).
"Kita semua menghormati apapun langkah politik yang diambil oleh Pak Prabowo, termasuk dalam mencalonkan dirinya kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2019," jelas Doli.
Bagi Golkar, majunya Prabowo sama sekali tidak akan mengubah peta politik nasional saat ini. Bahkan, tidak akan banyak mengubah wajah kontestasi Pemilu 2019.
Doli mengatakan, bisa saja kontestan yang ikut akan seperti Pilpres 2014 lalu, di mana hanya ada dua pasangan calon.
Head to head Prabowo versus Jokowi bukan hal baru bagi rakyat. Yang berbeda adalah dulu pendukung Jokowi hanya PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan pendukung Prabowo Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Namun, sekarang dalam konteks pilpres, Jokowi didukung PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PPP, sedangkan Prabowo sementara didukung oleh Gerindra dan PKS.
"Yang harus dicatat adalah Golkar, PPP dan sebenarnya juga PAN sudah sedari awal menyatakan bergabung bersama partai politik pendukung pemerintahan Jokowi-JK. Kebersamaan partai-partai pendukung pemerintah pun sejauh ini cukup solid karena telah menghasilkan produk-produk politik yang saling mensinergikan," papar Doli.
Dia menambahkan, jika nanti hanya ada dua capres yakni Jokowi dan Prabowo, tidak menutup kemungkinan dinamika politik tidak jauh beda dengan Pilpres 2014. Bahkan, hasilnya pun sudah bisa diprediksi.
"Terjadinya kembali pertarungan antara generasi 60-an dengan generasi 40-an yang tinggal hanya diwakili oleh Pak Prabowo yang pada tahun 2014 sudah pernah dikalahkan oleh Jokowi," ujar Doli.
"Jadi, bagi Golkar, majunya Pak Prabowo adalah sesuatu yang wajar saja dan tidak akan berpengaruh banyak terhadap peta dukungan partai politik. Apalagi terhadap soliditas partai politik pendukung Pak Jokowi," tegasnya. [wah]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Surabaya Pecahkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak se-Indonesia
- Hari Pertama Dibuka Usai Direvitalisasi, TMII Diserbu Ribuan Pengunjung
- Bawaslu Kota Madiun Dalami Dugaan Netralitas Pejabat DKPP di Pemilu 2024