Sikap kelompok partai koalisi yang akan daftar bareng ke KPU RI adalah upaya menunjukan eksistensinya pada publik. Partai anggota koalisi yang dimaksudkan adalah koalisi Partai Gerindra dan PKB dan Partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PAN dan PPP.
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Fraksi Golkar DPRD Jatim Siap Kawal Periode Kedua Khofifah-Emil, Fokus pada Ketahanan Pangan
Pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran berpendapat, ada hal yang lebih mendasar dari sekadar eksistensi dari koalisi yang dibentuk. Yakni, sejauh mana koalisi nantinya hingga gelaran pemilihan presiden (Pilpres) di tahun 2024 mendatang.
"Akan mengusung calon presiden yang ideal untuk Indonesia yang lebih baik, ini sekaligus untuk mengeliminir kesan publik yang terbentuk bahwa koalisi dibentuk sebagai perahu pencapresan 'orang luar'," terang Andi dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (7/8).
Dalam pandangan Direktur Lanskap Politik Indonesia (LPI) ini, seharusnya koalisi yang sudah disampaikan ke publik ditindaklanjuti dengan mulai merumuskan kriteria utama calon presiden pada Pilpres 2024. Selanjutnya, koalisi tersebut melakukan konvensi mencari pemimpin baru Indonesia.
Jika hal itu dilakukan, tambah Andi, maka akan mencatat sejarah baru dalam politik Indonesia sebagai koalisi partai pelopor demokrasi.
"Namun jika skenario sebaliknya yang terjadi maka itu artinya koalisi dibentuk sekedar menjadi alat tukar dalam politik dagang sapi!" demikian kata Andi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sempat Membantah, Wahyu Setiawan Akui Sumber Uang Suap Harun Masiku dari Hasto
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo