Peluang adanya poros keempat untuk bertarung di pemilihan presiden (Pilpres) tahun mendatang dinilai kecil. Poros keempat yang dimaksud adalah pasangan Airlangga Hartarto dengan ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan sebagai calon wakil presidennya.
- Pasangan Airlangga-Zulhas Punya Waktu 9 Bulan Lagi untuk Konsolidasi Kerja Politik
- Kapasitasnya Tidak Kalah dengan Ganjar dan Prabowo, Pasangan Airlangga-Zulhas Bisa Diadu
Pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran menjelaskan, ada tiga faktor mengapa sulit direalisasikan, pertama baik Airlangga dan Zulhas memiliki elektabilitas tidak semoncer Anies, Ganjar dan Prabowo.
Faktor kedua: secara politik, kemungkinan terbentuknya koalisi keempat tidak feasible karena ceruk pasar pemilih mereka beririsan dengan koalisi KKIR dan koalisi Ganjar.
"Ketiga; baik Ganjar dan Zulhas sejauh ini masih under control Jokowi sehingga menyulitkan mereka bermanuver tanpa restu Jokowi," jelas Andi Yusran melansir Kantor Berita Politik RMOL, rabu (31//5).
Di sisi yang lain, jelas Direktur Lanskap Politik Indonesia ini, Jokowi sendiri memiliki beban moral dalam menentukan sikap akhir mendukung Ganjar ataupun Prabowo.
Pandangan Andi, kemungkinan adanya poros keempat bisa direalisasikan ketika variabel politik Joko Widodo dianggap tidak ada.
"Kemungkinan koalisi Airlangga-Zulhas terbentuk jika variabel pengaruh Jokowi dianggap nihil, tapi itu hampir mustahil," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasangan Airlangga-Zulhas Punya Waktu 9 Bulan Lagi untuk Konsolidasi Kerja Politik
- Kapasitasnya Tidak Kalah dengan Ganjar dan Prabowo, Pasangan Airlangga-Zulhas Bisa Diadu