Pasca gempa yang berpusat di laut Tuban hingga menguncang sebanyak tiga kali Kota Surabaya hingga merusakkan bangunan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair).
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama para ahli teknik beton akan melakukan antisipasi kedepannya. Yakni dengan menghitung kembali kekuatan dari bangunan gedung rumah sakit.
"Ini untuk memberikan kepastian dan keyakinan kepada pasien yang ada di rumah sakit, tidak ada rasa mamang (khawatir) untuk masuk kembali," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLjatim usai melakukan peninjauan pasien RS Unair yang terdampak gempa, Sabtu (23/3).
Menurut dia, datangnya gempa bumi tidak bisa diprediksi. Makanya, ia berharap seluruh manajemen rumah sakit di Kota Surabaya untuk memastikan punya SOP penanganan maupun evakuasi terhadap pasien jika terjadi gempa.
"Alhamdulillah kemarin Rumah Sakit Unair ketika terjadi (gempa), evakuasinya sangat cepat dan (pasien) segera bisa tertangani," ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Eri mengaku pihaknya terus berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit di Surabaya.
Ini untuk memastikan seluruh pasien memiliki keyakinan dan tidak khawatir ketika menjalani perawatan di rumah sakit.
"Jangan terlalu khawatir berlebih, karena setiap rumah sakit pasti punya SOP terkait evakuasi," tuturnya.
Ketika ditanya soal mitigasi bencana gempa terhadap rumah sakit ke depan, Wali Kota Eri memaparkan jika pemkot bersama ahli bangunan gedung akan menghitung ulang kekuatan struktur bangunan.
Seluruh rumah sakit akan dihitung ulang struktur kekuatan bangunan terhadap gempa.
"Jadi dihitung kekuatan daya gempanya. Karena ketika gempa itu (bangunan) ada hitungan, gempa yang diprediksi 5, 6 atau 7. Nah ini kemarin sempat (magnitudo) 6.5. Padahal (bangunan) yang kita hitung di Surabaya rata-rata (magnitudo) 5 sampai 6," paparnya.
Oleh sebabnya, Wali Kota Eri menyebutkan ke depan seluruh rumah sakit di Surabaya akan dihitung ulang kekuatan struktur bangunan terhadap daya gempa.
Perhitungan kekuatan bangunan dilakukan terhadap daya gempa dengan magnitudo sekitar 6.5 sampai 7.
"Maka apakah ada perkuatan-perkuatan (bangunan rumah sakit) yang perlu dilakukan. Ini nanti kita sampaikan kepada rumah sakit," tandasnya.
Seperti diberitakan pada Jumat (22/3), gempa yang berpusat di laut Tuban, getarannya dapat dirasakan 3 kali hingga di Kota Surabaya.
Gempa tersebut mengharuskan RS Unair memindahkan pasien dari gedung rumah sakit ke halaman parkir.
Para pasien pun bermalam di tenda darurat yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Namun saat ini, seluruh pasien telah kembali ke dalam gedung.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Paparkan Strategi Pengembangan Transportasi Publik Surabaya Raya: Dukung Proyek SSRL
- Wali Kota Eri Ancam Cabut Izin Perusahaan yang Tahan Ijazah Karyawan
- Wali Kota Surabaya Dampingi Pelaporan Dugaan Penahanan Ijazah oleh Perusahaan Swasta ke Polisi