Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 5 kotak yang digelar di tahun yang sama dengan pemilihan kepala daerah (pilkada), yaitu 2024, menjadi sejarah baru bagi Indonesia.
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi
Begitu disampaikan Presiden Joko Widodo, saat menghadiri acara Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Bawaslu RI di Hotel Bidakara, di bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu sore (17/12).
"Sebagaimana perintah UU, kita harus mempersipakan pemilihan serentak untuk presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD (Provinsi dan Kabupaten/Kota), dan dilanjutkan pada Pilkada Serentak pada tahun yang sama," ujar Jokowi saat memberikan sambutan.
"Pemilu dan Pilkada 2024, ini akan menjadi pesta demokrasi terbesar, terbesar dalam sejarah pemilu di Indonesia dan mungkin terbesar di dunia karena dilaksanakan serentak dalam tahun yang sama," sambungnya.
Menurut Jokowi, keserantakan pemilu dan pilkada pada tahun 2024 nanti sudah pasti menjadi tantangan bagi penyelenggara pemilu, termasuk Bawaslu RI di dalamnya.
Pasalnya, kepala pemerintahan yang sudah terpilih dalam dua kali pemilu, yaitu Pemilu 2014 dan 2019 ini melihat adanya kompleksitas penyelenggaraan pemilu yang akan dihadapi penyelenggara.
Ia menyebutkan di antaranya seperti jumlah pemilih yang sangat besar hingga mencapai ratusan juta orang, rentang wilayah pemilihan yang luas, hingga kondisi geografis Indonesia yang sangat beragam.
"Dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya, ini akan menjadi yang sangat besar. Hati-hati mengenai ini. Dan mungkin yang terberat, hati-hati juga mengenai ini," tutur Jokowi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi