Pertemuan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dengan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dapat ditafsirkan sebagai upaya banteng moncong putih mengikat partai besutan Prabowo Subianto untuk berdiri di posisi yang sama menjaga Presiden Joko Widodo.
- KPU Kota Probolinggo Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi DPS
- KAI Prediksi Puncak Arus Balik Terjadi pada Hari Rabu
- Pendukung Moeldoko Mulai Rontok, Kubu KLB Mencabut Gugatannya
Berdasarkan analisa Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti, PDIP telah menangkap sinyal bahwa kegelisahan dan ketidakpuasan di tengah masyarakat atas kinerja pemerintah semakin tinggi.
Hal tersebut ditandai dengan maraknya mural dan protes-protes masyarakat. Artinya, jika tidak segera dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.
“Jadi itu mengikat Gerindra untuk tetap bersama-sama," kata Ray Rangkuti, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (27/8).
Cara PDIP mengikat Partai Gerindra ini juga bagian dari upaya untuk memberi penegasan kepada Jokowi untuk mengurangi dominasi Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Ini lantaran Jokowi selalu menganakemaskan Luhut Binsar Pandjaitan dan seolah tidak percaya dengan keberadaan kader kedua partai besar itu di kabinet.
“Jadi untuk mengurangi dominasi “anak emas” Pak Jokowi juga, LBP (Luhut Binsar Panjaitan). Sebab, peran LBP yang terlalu besar di dalam kabinet jelas menjadikan kader-kader terbaik PDIP dan Gerindra seperti kurang optimal," katanya.
"Tak satupun anggota kabinet dari partai ini yang dilibatkan di luar tugas pokok," demikian Ray Rangkuti.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Provokasi Tatanan Demokrasi, Seknas Jokpro Bisa Diproses Kejagung Dan Mabes Polri
- Presiden Jokowi Nyatakan Harga Minyakita dan Beras di Pasar Wonokromo Surabaya Sesuai HET
- Mahfud MD Sebut Panji Gumilang dan Al Zaytun Rentetan dari Gerakan NII