Sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) menggelar aksi peduli sortir sampah bertajuk “Peduli Sampahmu”. Aksi digelar di sekitar kampus B Unair dan menjadi bagian dari project independen penugasan akhir semester mata kuliah Pembelajaran Dasar Bersama (PDB).
- Antrean Nyaris 11 Ribu, Pemkot Surabaya Tutup Pendaftaran Penghuni Rusunawa
- Arist Merdeka Sirait : Anak Jangan Dilibatkan Demonstrasi Menolak UU Cipta Kerja
- Hadiri Musywil ke-13 Aisyiyah, Gubernur Khofifah Apresiasi Kontribusi Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam Peningkatan IPM Jatim
Setidaknya ada sembilan warga sekitar kampus B Unair yang berpartisipasi dalam project ini. Mereka berbagi informasi seputar kebiasaan warga membuang sampah.
Hal ini sebagaimana disampaikan ketua kelompok, Salisa Qurrota Ayyun di lokasi aksi kampanye "Peduli Sampahmu" Unair kampus B, Kamis (16/6).
"Ternyata warga sudah mulai paham bagaimana penyortiran itu dilakukan saat membuang sampah. Kami datang langsung menemui warga, berbincang dengan mereka dan menanyakan bagaimana cara mereka membuang sampah selama ini. Selain juru parkir, ada juga tukang becak, penjual batagor, mahasiswi dan wirausahawan yang kami wawancarai," ungkap mahasiswi Fisip unair ini.
Selain Salisa, kelompok aksi juga beranggotakan Azza Kania B. (FISIP), Asma Kania B. (FKG), Alifia Azza A. (FV), Bella Putri W. (FISIP), Meira Nathania O.P (FKM), Putri Auliya S. (FTMM). Mereka berbagi tugas saat di lokasi aksi.
Selama lebih dari tiga jam mereka berbincang dengan masing-masing warga yang menjadi informan.
"Untuk meningkatkan efisiensi waktu dan sampel, pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membagi sub-kelompok menjadi dua. Di dalam masing-masing sub-kelompok terdapat satu anggota yang bertanggung jawab mengambil dokumentasi saat wawancara berlangsung," urainya.
Beberapa pertanyaan yang dilontarkan pada saat wawancara adalah pertama, soal pemahaman terkait penyortiran sampah.
Kedua, pengetahuan terkait bak sortir sampah warna-warni.
Ketiga tentang pendapat informan terkait program kebersihan dari Pemerintah.
Keempat, seputar pertanyaan siapa yang bertanggung jawab untuk kebersihan lingkungan.
Dan kelima, ihwal persetujuan informan berkontribusi melakukan penyortiran sampah individual.
"Walau jawaban mereka berbeda, namun terlihat mulai ada kesadaran warga untuk menyortir sampah," ujar Salisa.
Salah satu warga, Muniran (46) menyatakan baru tahu kalau sampah harus dipilah.
"Sebelumnya, saya cuma tahu kalau sampah, ya sampah saja. Buang ke tempat sampah. Tapi, setelah ketemu adik-adik mahasiswa itu, baru tahu kalau sampah perlu dipilah-pilah," ungkap Muniran.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Mahasiswa S2 Unair Dialog dengan Anggota DPRD Jatim Bahas Nasib Disabilitas