Pembenahan kawasan Kota Tua Gresik atau yang dahulu di era kolonial dikenal dengan sebutan Kota Bandar Grissee, seluas 60 hektar dengan menghabiskan dana APBN sebesar Rp 47 miliar telah usai dikerjakan.
- Regenerasi PDIP Bisa Picu Konflik Internal, Belum Ada Sosok Pemersatu Seperti Megawati
- DPC Gerindra Beri Sinyal Merapat ke Bacabup Madiun Hari Wuryanto
- Menpora Optimis Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Tingkatkan IPP
Proyek revitalisasi yang pengerjaannya dimulai sejak bulan Februari 2022, rampung pada November lalu dan kini tinggal menunggu dilaunching untuk kemudian dikelolah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik melalui instansi terkaitnya.
Menurut Kepala Dinas Cipta Karya Pemukiman dan Perumahan (DCKPP) Kabupaten Gresik, Ida Lailatus Saidah, Kota Bandar Grissee merupakan kawasan yang banyak berdiri bangunan-bangunan kuno abad ke-14.
"Bangunan atau rumah yang berada di kawasan Kota Bandar Grissee ini, merupakan cagar budaya. Sehingga, keberadaannya harus dirawat dan dijaga agar nilai sejarah yang ada bisa diketahui generasi saat ini," ujarnya kepada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (15/12).
"Revitalisasi dilakukan untuk menjadikan bangunan yang ada, agar menjadi lebih fresh dan kekinian. Tetapi.tentunya tanpa mengubah wujud aslinya yang memiliki nilai sejarah keberadaannya," sambungnya.
Yang diubah lanjut Ida, hanya pada bagian jalan dan lampu serta hiasan yang diaesuaikan dengan kondisi sekitar bangunan agar lebih menarik untuk dipandang. Sebab, target pembangunannya selain melestarikan juga menjadikannya sebagai objek wisata edukatif.
"Kota Bandar Grissee adalah etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama, yang mungkin tidak dimiliki oleh daerah lain. Karena sejarah tidak bisa diputar lagi, tetapi justeru bisa jadi pelajaran berharga bagi generasi saat ini," ungkapnya.
"Dengan membangunnya kembali, kami berharap generasi milenial Gresik khususnya bisa mengerti dan tau akan sejarah masa lampau daerahnya. Sehingga, mereka tidak hanya tau berdasarkan ceritanya saja tetapi wujud aslinya juga bisa diketahui secara langsung," imbaunya.
Selain untuk menjaga sejarah, keberadaan Kota Bandar Grissee tentu bisa dimanfaatkan sebagai lokasi wisata alternatif yang edukatif dan tentunya jika dikelolah dengan baik akan bisa menghidupkan ekonomi kreatif bagi pelaku UMKM," tukasnya.
"Di Kota Bandar Grissee terdapat bangunan berarsitektur kolonial, Tionghua dan Arab yang berjajar menyambung dalam satu kawasan. Maka tak heran kebearaannya sekarang sering dijadikan warga sekitar lokasi, untuk selfi dan di upload ke medsos (media sosial)," tandasnya.
Untuk diketahui, Pemkab Gresik bakal melakukan launching Kota Bandar Grissee selama tiga hari. Mulai 16 - 18 Desember 2022, dengan menhadirkan Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Serta, kegiatan pentas seni dan budaya khas Gresik.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sri Mulyani Jamin APBN Tak Jebol, Minta Investor Tak Khawatir
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran