Merebaknya jumlah pasien DBD di RSUD Kabupaten Jombang langsung disikapi oleh Pemerintah setempat.
- Antisipasi Keterlambatan Blangko, Dispendukcapil Surabaya Sediakan 15.000 Suket
- Waspadai Omicron, Polres Probolinggo Operasi Yustisi Jelang Akhir Tahun
- Besok, Forpimda Surabaya Awali Vaksinasi Covid-19 di Halaman Balai Kota Surabaya
"Rumah sakit terus akan berbenah dan kita juga pada tahun ini kita akan melakukan penambahan gedung yang bisa menampung sekitar 60 pasien," ungkap Sumrambah dikutip Kantor Berita , Selasa (5/2).
Terkait membludaknya pasien DBD di RSUD Jombang, dikatakan Sumrambah hal itu dikarenakan masyarakat yang terlalu responsif ketika ada gejala dan tanda-tanda demam panas langsung dibawa ke rumah sakit. Padahal setelah dilakukan penanganan diagnosa pasien belum dikategorikan terjangkit DBD.
"Iya, mungkin masyarakat melihat gejala panas mereka langsung justifikasi itu adalah DB, tapi kenyataannya begitu diagnosa dokter dan sebagainya dari pasien yang masuk itu hanya sekitar 10 persen sampai 15 persen," tuturnya.
Melihat laporan dan hasil diagnosa pasien yang terjangkit itu, Sumrambah menegaskan bahwa saat ini upaya-upaya yang dilakukan pemerintah sudah optimal, upaya preventif juga dilakukan dalam penanganan DBD tersebut.
"Dari hasil diagnosa itu langsung diteruskan pelaporannya ke Dinkes, kemudian Dinkes melakukan pelacakan dan melakukan proses fogging di masing-masing wilayah," imbuhnya.
Upaya penanganan ini, pihaknya terus melakukan upaya preventif dengan menginstruksikan (menggerakkan) semua desa melakukan pemberantasan jentik nyamuk.
"Kita juga tidak bisa mengandalkan fogging, artinya sumber harus terselesaikan," pungkasnya.[bi/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Genangan Terjadi di Beberapa Kawasan, DSDABM Surabaya Ungkap Faktor Penyebab dan Penanganannya
- Kecepatan Beradaptasi dan Kuatnya Karakter Anak Bangsa Modal Penting untuk Bersaing di Masa Depan
- Gandeng BNNP Jatim, Lapas I Surabaya Gelar Vaksinasi Booster bagi 900 Narapidana