Penanganan Covid-19 di dalam negeri kembali dirancang oleh pemerintah dengan sedemikian rupa, untuk dijalankan pada tahun 2021 ini.
- Puncak Omicron Diprediksi Februari-Maret 2022, Komisi XI Minta Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk
- Hari Ini, Indonesia Konfirmasi 179 Kasus Covid-19
- Cegah Penularan Covid 19, Polresta Kediri Test Swab Antigen Anggotanya
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jurubicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro menerangkan, pemerintah sudah menyusun dan menjalankan program penanganan untuk tahun 2021.
"Pemerintah sekarang ini memiliki tiga jurus melawan serangan Covid-19 diawal tahun ini," ujar Reisa dalam jumpa pers virtual yang disiarakan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat kemarin (22/1).
Lebih lanjut, Reisa memaparkan satu persatu tiga jurus yang dimiliki pemerintah. Di mana yang pertama adalah pendispilinan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ini mengutip anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai efektivitas penerpaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
"WHO telah mempertimbangkan semua bukti kajian-kajian sistematis, bahwa penggunaan masker oleh masyarakat umum, ditambah dengan menjaga jarak fisik, ditambah dengan mencuci tangan dengan sabun, ditambah dengan ventilasi yang baik," papar Reisa.
Kemudian untuk jurus yang kedua, dipaparkan Reisa adalah program vaksinasi Covid-19 secara nasional, yang sudah sekitar sembilan hari dimulai untuk tahap pertama, dan akan berlanjut hingga awal tahun 2022 mendatang.
Namun dalam implementasi, Reisa menerangkan upaya pemerintah mensuskseskan program vaksinasi ini ialah dengan tetap menggiatkan edukasi kepada seluruh masyarakat.
"Pemerintah mempersiapkan nakes (tenaga kesehatan) menjadi komunikator yang handal. Sudah sebanyak 42 ribu vaksinator menerima pelatihan keterampilan komunikasi antar pribadi," bebernya.
Adapun untuk jurus yang ketiga, lanjut Reisa, adalah menangkal kabar bohong atau hoax mengenai informasi vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Cara yang dilakukan pemerintah ntu menangkal hoax adalah denga membangun sebuah platform digital yang sudah bisa digunakan masyarakat untuk mengecek kebenaran suatu informasi.
"Cara mudah mebuktikan hoax yakni pertama buka (website) s.id/infovaksin, lalu klik cek dan buktikan hoax, masukan kata kunci yang dicari dan kemudian baca penjelasan tentang informasi tersebut. Setelah itu baru sebarkan. Dan apabila berita tidak benar, stop, berhenti di tangan kita dan langsung laporkan ke aduan konten.id," terang Reisa.
"Tenaga kesahatan kita butuh dukungan moral kita, bukan berita salah atau menyesatkan yang malah membuat orang menjadi patah semangat," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kasus Aktif Covid-19 Naik 2.062 Orang, Pasien Positif Baru 6.247
- Ancaman Mutasi Virus dan Tsunami Covid, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Segera Tutup Perbatasan
- Ini Imbauan DPRD Agar Kasus Bullying PPDS Tidak Terjadi Di Jatim