Keterlibatan pemilih milenial dalam Pemilu Serentak 2024, menjadi satu kelompok yang baru peduli secara wacana namun belum bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam dunia politik.
- DKPP Periksa Bawaslu Jatim dan Bawaslu Surabaya Atas Dugaan Laporan Caleg
- KPU Tetapkan 10 Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Lolos Parlemen
- Ormas-ormas Di Kota Probolinggo Siap Dukung Amin Ina Dalam Pilwali 2024
Hal tersebut disampaikan Praktisi Medsos, Communication Spesialist Institut STIAMI Geofakta Razali dalam diskusi bertajuk "Media Sosial Untuk Optimalisasi Tingkat Partisipasi Pemilih Millenial", di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Mulanya Geofakta Razali menjelaskan, fenomena generasi Z yang lebih memiliki kecenderungan terhadap media sosial bermakna menunjukan satu tahapan perkembangan dari satu kelompok pemilih.
"Mereka punya attention terhadap politik. Tapi mereka enggak bisa langsung terjun ke situ karena masih pada tahap attention," katanya.
Namun menurut Geofakta Razali, tahapan attention yang baru dimiliki kaum milenial tidak serta merta bisa disimpulkan sebagai suatu perilaku pasif dalam berpolitik.
"Tahap attention itu sebenarnya ada persepsi bagaimana mereka melihat persepsi tentang politik sendiri, yang mereka ambil dari experience mereka termasuk dari generasi sebelum mereka," jelasnya.
Namun tidak menutup kemungkinan, lanjut Geofakta Razali, sikap generasi milenial ini bisa bertransformasi menjadi berpartispasi aktif dalam proses demokrasi Indonesia.
"(Setelah) mereka punya persepsi baru mereka akan tercermin dalam perilaku," demikian Geofakta Razali dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DKPP Periksa Bawaslu Jatim dan Bawaslu Surabaya Atas Dugaan Laporan Caleg
- KPU Tetapkan 10 Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Lolos Parlemen
- Ormas-ormas Di Kota Probolinggo Siap Dukung Amin Ina Dalam Pilwali 2024