Pemkot Siapkan Lokasi Lain Bila Puskesmas Kewalahan Rapid Test UTBK

Rapid test gratis bagi warga Surabaya yang jadi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 tak hanya berlangsung di 63 Puskesmas di Surabaya. 


Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga sedang menyiapkan alternatif lokasi lain, jika nantinya terjadi kepadatan antrean. 

“Di Puskesmas (rapid test) sudah dimulai hari ini pukul 14.00 WIB,” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai rapat koordinasi UTBK SBMPTN 2020 di Balai Kota Surabaya, Jumat (3/7).

Irvan menjelaskan, syarat untuk mengikuti rapid test gratis, yakni peserta masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) harus menunjukkan kartu UTBK bersama dengan identitas diri atau KTP Surabaya. 

Selain itu, peserta merupakan pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) tahun ajaran 2018 - 2020, dan wajib menunjukkan kartu itu kepada petugas di Puskesmas.

“Ketika para calon mahasiswa ini yang hasil rapid test reaktif, maka tidak diperkenankan mengikuti UTBK dan akan dijadwalkan ulang untuk mengikuti ujian. Kalau itu warga Surabaya kita sudah punya standar prosedur, maka kita tempatkan ke hotel dulu untuk isolasi mandiri,” ujarnya.

Dalam rapat koordinasi yang berlangsung hari ini di ruang rapat Sekretaris Daerah Kota Surabaya itu juga menghadirkan tiga perwakilan dari PTN Surabaya yang ditunjuk sebagai lokasi pelaksanaan UTBK SBMPTN 2020. 

Salah satunya adalah Ketua Panitia Pusat UTBK Universitas Airlangga (Unair) Prof Junaidi Khotib.

Prof Junaidi menjelaskan, bahwa secara umum warga Kota Surabaya yang mengikuti UTBK di Surabaya, baik Unair, ITS maupun Unesa (Universitas Negeri Surabaya), berjumlah sekitar 38 persen. 

Sedangkan peserta dari Surabaya Raya yang meliputi, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik sekitar 68 persen. 

Sementara itu, 22 persen merupakan peserta dari luar Surabaya Raya di Jawa Timur.  

“Sementara 8 persen (peserta) tersebar di 34 Provinsi. Tetapi dari provinsi yang tidak diberikan mobilitas ke Surabaya, mereka kita izinkan untuk berpindah pada pusat-pusat UTBK setempat dimana mereka tinggal,” kata Prof Junaidi.

Ia mengungkapkan, pelaksanaan UTBK SBMPTN ini berlangsung serentak di 74 lokasi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. 

Sedangkan di Surabaya sendiri, berlangsung di tiga PTN, yakni Unair, ITS dan UPN. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan tempat lain untuk menghindari terjadinya pengumpulan massa. 

“Misalnya Unair selain di tiga kampus, A B dan C itu kami menggunakan universitas Muhammadiyah Surabaya, Untag dan Stiesia. Tujuannya agar tidak terjadi pengumpulan massa, ini diatur karena proses pelaksanan UTBK sudah dijalankan dengan protokol ketat ini tidak menimbulkan klaster baru,” terangnya.

Wakil Rektor IV Unair Surabaya ini menambahkan, bagi peserta yang hasil rapid testnya dinyatakan reaktif, maka selanjutnya dilakukan rescheduling ulang jadwal ujian. 

Kemudian, peserta dirujuk ke pusat layanan kesehatan. Di sana ada Satgas Covid-19 yang akan melakukan handling. 

“Kalau di Surabaya kan ada hotel yang nanti didampingi sama Dinas Kesehatan. Kalau di luar daerah kita akan sampaikan ke Satgas Covid-19 setempat. Kita di Universitas akan komunikasi dengan tempat asalnya. Dengan demikian seseorang itu akan segera mendapatkan tindakan lebih lanjut,” pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news