Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangani penyebaran Covid-19.
- Buka Job Fair 2024, Pemkab Bondowoso Harap Mampu Tekan Tingkat Pengangguran
- Pemkot Malang Siap Vaksin Anak Usia 12 Tahun ke Bawah
- Gubernur Khofifah Bersyukur Banyak Murid SMA Khadijah Diterima PTN Tanpa Tes. Bagikan Buku Hadratusy Syech KHM. Hasyim Asy'ary Pemersatu Umat Islam Indonesia
Bahkan, pemkot juga melakukan Tes Swab dan Rapid Test secara masif untuk memastikan apakah warga tersebut positif terkena Covid-19 atau tidak.
Hingga saat ini ada 592 terkonfirmasi positif Covid-19. Ditemukannya banyak kasus positif Covid-19 lantaran Pemkot Surabaya melakukan rapid test dan tes swab besar-besaran.
“Hingga saat ini pemerintah kota sudah melakukan rapid test kepada 4.250 orang, hasilnya ada 356 orang yang reaktif dan kita usulkan untuk melakukan tes swab lanjutan,” kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser dikutip Kantor Berita RMOLJatim di Balai Kota Surabaya, Sabtu (9/5).
Selain rapid test, Pemkot Surabaya juga telah melakukan tes swab kepada 1.083 orang mulai Bulan Maret hingga 8 Mei 2020.
Lebih rinci Fikser menjelaskan bahwa pada Bulan Maret - April, pemkot melakukan tes swab sebanyak 230 orang, hasilnya 61 positif dan 169 negatif.
Kemudian pada 1 - 8 Mei 2020, pemkot terus melakukan tes swab sebanyak 853 orang, hasilnya ada 48 positif dan sisanya sebanyak 805 masih menunggu hasilnya.
“Artinya, ke depan bisa saja terjadi peningkatan dari hasil terkonfirmasi, karena hasil swab yang sampai saat ini belum keluar sebanyak 805 orang,” ujarnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser memastikan bahwa rapid test dan tes swab yang dilakukan Pemkot Surabaya itu gratis alias tanpa biaya sepeserpun. Sebab, tes itu dibiayai langsung dari APBD.
“Jadi, tes swab sebanyak 1.083 ini gratis semuanya, karena seluruhnya dibiayai oleh Pemkot Surabaya. Padahal biaya tes swab itu Rp 1.560.000 sekali tes. Nah, biaya ini menggunakan APBD karena untuk memutus mata rantai penyebarannya,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kuatkan Ekraf dan Pariwisata, Wali Kota Sutiaji Terima Penghargaan dari Menparekraf
- Gelar Hajatan Ditengah Pagebluk, Wabup Ngawi Mempersilahkan, Asal...
- Perkuat Sinergi, MKI Cari Solusi SDM Untuk Transisi Energi