Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar pertunjukkan amal, untuk membantu para korban bencana yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur.
- Pemkot Surabaya Libatkan FAS dalam Forum PD
- Revitalisasi Pasar Banyuwangi Segera Dimulai, Bupati Ipuk Bikin Syukuran Bareng Ratusan Pedagang-PKL
- Stok Aman Bahkan Surplus, Bupati Yurohnur Tegaskan Kabupaten Lamongan Tidak Butuh Impor Beras
Pertunjukan amal itu, berlokasi di Jalan Tunjungan untuk membantu para korban erupsi Gunung Semeru, sekaligus untuk meramaikan tempat wisata di Kota Pahlawan, Jumat (17/12) malam.
Pertunjukan Amal dengan tajuk ‘Tunjungan Caring Movement’ semalam, turut menampilkan aksi dance, pertunjukan musik, hingga penampilan seniman Kota Surabaya, yakni Klantink.
Pertunjukan tersebut dibuka dengan melantunkan tembang Rek Ayo Rek Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan dan dilanjutkan dengan penampilan lainnya.
Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji turut menghadiri acara pertunjukan amal ‘Tunjungan Caring Movement’.
Dia mengatakan, bahwa kegiatan pertunjukan amal itu mampu mendukung program Pemkot Surabaya, yakni Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan.
“Pengunjung tampak antusias saat menonton dan hasil dari aksi solidaritas ini, sepenuhnya akan disalurkan kepada korban erupsi Semeru,” kata Wawali Armuji dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (20/12).
Wawali Armuji menyebut, semangat gotong-royong warga Kota Surabaya telah teruji dalam berbagai momen.
Mulai dari penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, hingga aksi solidaritas untuk membantu menangani berbagai bencana.
“Pemkot Surabaya juga selalu mencontohkan untuk tanggap darurat dengan mengirimkan bantuan kepada saudara-saudara kita di Provinsi Jawa Timur. Bahkan saat ini ada aksi solidaritas, sebagai wujud simpatik warga Surabaya bagi sesama,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPU Jember Buka Pendaftaran Calon PPK Pemilu Serentak 2024, Ini Syaratnya
- Ini Alasan Wali Kota Eri Ingin Jabatan Sekda Surabaya Diganti Tiga Tahun Sekali
- Kembang-kempis Es Krim Tetua di Surabaya, yang Bertahan di Tengah Gempuran Produk Raksasa