Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengambil langkah strategis untuk menekan laju inflasi. Salah satu upaya konkret yang tengah dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan daerah penghasil komoditas pangan, khususnya Kota Blitar. Fokus utama kerjasama ini adalah pemenuhan pasokan telur dan sayuran ke Kota Surabaya.
- Viral Video Pria Berseragam Satgas Diduga Mencuri, Pemkot Surabaya Pastikan Bukan Petugasnya
- Tindak Cepat, Pemkot Surabaya Selamatkan Ijazah Karyawan yang Ditahan Perusahaan
- Wali Kota Surabaya Dampingi Pelaporan Dugaan Penahanan Ijazah oleh Perusahaan Swasta ke Polisi
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan hal tersebut saat menerima kunjungan Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, di ruang kerjanya. Dalam pertemuan itu, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya melalui dinas terkait sedang melakukan pendataan menyeluruh terhadap kebutuhan telur, mulai dari hotel, pasar tradisional, hingga rumah makan.
"Jadi kami sudah melakukan kerjasama dengan Blitar, salah satunya adalah pemenuhan telur dan sayur. Tapi hari ini kita mendata semuanya yang ada di hotel, pasar, dan rumah makan terkait kebutuhannya. Sehingga kami akan langsung kerjasama dengan Blitar Raya, dengan itu akan dapat harga lebih bagus, lebih kompetitif karena langsung dari pedagangnya," kata Eri Cahyadi, Jumat (18/4).
Ia menekankan bahwa Surabaya sebagai kota besar bukanlah daerah penghasil komoditas, melainkan sebagai konsumen utama. Oleh karena itu, kerjasama antar daerah dinilai sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan.
“Karena Surabaya bukan penghasil tapi tempat pembeli, salah satu daerah penghasilnya di Blitar. Untuk itu, kami lakukan kerjasama,” jelasnya.
Tak hanya sektor pangan, peluang kerjasama juga terbuka di bidang pariwisata. Eri menyebut, Surabaya dan Blitar memiliki jejak sejarah penting terkait Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno), yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah bersama.
“Potensi ini yang bisa kami promosikan bersama. Kami akan sampaikan ke hotel-hotel mengenai sejarah itu begitu pula dengan Blitar, sehingga kerjasama tidak terbatas antar pemerintahan tapi juga wisatanya,” tambahnya.
Rencananya, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Surabaya dan Blitar akan dilakukan pada bulan Mei 2025, sebelum pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya. Eri berharap kerjasama ini dapat menjadi contoh sinergi antar daerah di forum nasional tersebut.
Sementara itu, Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menyambut baik inisiatif ini. Ia mengungkapkan bahwa Blitar Raya memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama telur yang produksinya mencapai 200 ton per hari.
“Populasi ayam petelur di Blitar Raya bisa mencapai 200 ton per hari. Sehingga, potensi ini yang terus kita kembangkan untuk ditawarkan kepada daerah lain,” ujarnya.
Syauqul optimistis, kerjasama ini akan mempercepat pemenuhan kebutuhan antar wilayah dan menciptakan hubungan saling menguntungkan antar pemerintah daerah.
“Jadi nanti pemenuhan kebutuhan masyarakat antara satu daerah dengan lainnya bisa lebih cepat,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Viral Video Pria Berseragam Satgas Diduga Mencuri, Pemkot Surabaya Pastikan Bukan Petugasnya
- Tindak Cepat, Pemkot Surabaya Selamatkan Ijazah Karyawan yang Ditahan Perusahaan
- Wali Kota Surabaya Dampingi Pelaporan Dugaan Penahanan Ijazah oleh Perusahaan Swasta ke Polisi