Pemuda Diharapkan Perankan Perannya dalam Menjawab Tantangan di Sektor Kelautan dan Perikanan

Ilustrasi foto/Unhas
Ilustrasi foto/Unhas

Persoalan rantai dingin dan distribusi logistik masih menjadi masalah serius yang dihadapi sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda Pesisir Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna, menyatakan harapannya agar peranan pemuda dapat dioptimalkan untuk menjawab tantangan besar tersebut.


“Kehadiran pemuda sebagai bonus demografi harus terus diperankan dalam sektor kelautan dan perikanan. Jangan sampai, karena isu fraud yang sempat terjadi di startup eFishery, sektor ini justru semakin tidak dilirik oleh pemuda,” ungkap Hendra kepada RMOL pada Sabtu malam, 15 Februari 2025.

Menurutnya, meskipun sektor kelautan dan perikanan masih menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan, perlu ada perbaikan tata kelola dan dukungan nyata dari pemerintah agar sektor ini dapat menjadi jalan menuju kesejahteraan bersama.

Hendra mencontohkan kondisi yang terjadi di Kabupaten Pulau Morotai, dimana pada puncak musim ikan tuna, nelayan justru tidak dapat memanfaatkannya dengan optimal. Hal ini terjadi karena kurangnya infrastruktur yang memadai, seperti minimnya kapasitas cold storage dan berkurangnya jumlah kapal tol laut yang beroperasi.

“Di sana, pelabuhan perikanan, baik dari segi jumlah maupun pelayanannya, perlu dioptimalkan. Terutama layanan SPBU untuk nelayan. Berdasarkan data Pertamina akhir 2024, jumlah SPBU nelayan baru ada 414 unit. Ini tentu tidak sebanding dengan jumlah desa pesisir yang mencapai 12.510 desa,” beber Hendra.

Hendra berharap infrastruktur ini segera dipenuhi, karena dengan terpenuhinya kebutuhan infrastruktur yang memadai, sektor kelautan dan perikanan di Indonesia dapat berkembang pesat, yang tentunya akan mendorong perekonomian serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Ia juga percaya bahwa hal tersebut akan membuka peluang bagi tumbuhnya pengusaha muda di sektor ini.

Selain infrastruktur, Hendra juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pemuda dalam mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan, seperti keterbatasan permodalan, akses informasi, dan kemampuan manajemen bisnis.

“Pemuda yang tinggal di pesisir sebenarnya sangat mengerti permasalahan yang ada. Namun, banyak yang enggan melangkah lebih jauh karena keterbatasan, mulai dari permodalan hingga kemampuan merencanakan sebuah usaha. Padahal, potensi mereka sangat besar untuk berperan dalam menambah nilai produk kelautan dan perikanan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hendra mengusulkan agar pemerintah mengembangkan program yang dapat mencetak pengusaha muda atau koperasi pemuda di desa-desa pesisir yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan.

"Pemuda-pemuda ini, dengan segala potensi yang dimiliki, bisa menampilkan kekhasan produk kelautan dan perikanan daerah masing-masing. Pemerintah perlu mendukung mereka dengan program pelatihan, akses permodalan, dan pembinaan untuk membentuk mereka menjadi pengusaha-pengusaha sukses di sektor ini," ujarnya.

Dengan langkah yang tepat, Hendra yakin bahwa sektor kelautan dan perikanan dapat tumbuh lebih baik, dan pemuda pesisir dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pesisir Indonesia.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news