Di balik berbagai inovasi pelayanan dan keunggulan UNESA dalam bidang disabilitas, ada peran para relawan yang tidak bisa dilupakan.
- Unesa Gelar Pionir 2024, Bekali Mahasiswa Jadi Pengusaha Sukses di Era Digital
- Prodi Sistem Informasi Unesa Gelar Guest Lecture, Memahami Perubahan Kebutuhan dalam Proyek-proyek TI
- Bersama Jerome Polin, Rian Fahradi, dan Elsa Japasal, Wali Kota Eri Ajak 8 Ribu Gen Z di Surabaya Berani Wujudkan Mimpi
Relawan biasanya mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang selalu ada di setiap kegiatan yang melibatkan para penyandang disabilitas. Tugas mereka banyak dan cukup vital.
Tentu, ada banyak pengalaman dan cerita menarik dari para relawan itu. Salah satunya seperti yang dialami Fathurrahman Sitorus. Mahasiswa jurusan PLB FIP UNESA itu telah mengabdikan diri sebagai relawan sejak tahun 2020. Awalnya ingin menambah pengalaman dan banyak belajar seputar tata cara berinteraksi dengan teman-teman disabilitas.
Ketika menjadi relawan, certanya, ia sering terlibat dalam membantu teman-teman disabilitas dalam proses belajar, mendampingi ketika pelaksanaan TEP (Test of English Proficiency), membuat lomba-lomba di hari disabilitas dan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran mengenai anak berkebutuhan khusus.
Perjalanannya sebagai relawan, ada banyak pelajaran yang ia dapatkan. Bisa semakin bersabar dan memahami orang lain. Kemudian juga belajar mengabdikan diri untuk memudahkan urusan sesama.
“Entah mengapa ada kebangggaan tersendiri yang saya rasakan,” tuturnya.
Selain itu, ia juga semakin sadar dan paham cara berinteraksi dengan para penyandang disabilitas.
“Seperti ketika mendampingi tunanetra, itu ada cara khusus untuk menuntun. Saat pendemi, cara berbicara dengan tunarungu harus membuka masker atau menggunakan masker khusus untuk mempermudah mereka dalam membaca gerak bibir dan kita dukung dengan bahasa isyarat,” ceritanya.
Tugasnya untuk membantu proses belajar mahasiswa berkebutuhan khusus ini dilaksanakan secara berkelanjutan setiap tahunnya. Guna mempermudah pemahaman dan tata cara interaksi, usai perekrutan relawan, Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) UNESA menyelenggarakan pelatihan dengan mengundang guru besar bidang inklusi, dosen, mahasiswa disabilitas, komunitas dan alumni untuk berbagi pengalaman dan cerita.
Pengalaman serupa juga datang dari Tuti Mulyani. Ia adalah mahasiswa dan seorang tunanetra. Sebagai relawan, Ia bertugas membantu mahasiswa disabilitas lain dalam mengakses berbagai layanan kampus. Salah satunya menjadi penghubung bagi teman-teman disabilitas ketika pelaksanaan TEP.
“Saya bertugas untuk mengonfirmasi dan menjelaskan mekanisme pelaksanaan TEP kepada teman-teman disabilitas, juga mengenalkan layanan pendidikan daring di UNESA, seperti vi-learn, google classroom dan lain-lain,” terangnya.
Menurutnya, membantu dan memudahkan urusan orang lain pada dasarnya ia merasa seperti memudahkan urusanya sendiri. Dengan begitu, ada rasa legah dan bahagia yang tidak didapatkan di tempat lain.
"Selain itu, saya juga bisa memotivasi teman-teman disabilitas lain untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Karena kita punya peluang dan hak yang sama untuk sukses. Saya selalu ajak mereka untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita mampu,” tambahnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Unesa Gelar Pionir 2024, Bekali Mahasiswa Jadi Pengusaha Sukses di Era Digital
- Prodi Sistem Informasi Unesa Gelar Guest Lecture, Memahami Perubahan Kebutuhan dalam Proyek-proyek TI
- Bersama Jerome Polin, Rian Fahradi, dan Elsa Japasal, Wali Kota Eri Ajak 8 Ribu Gen Z di Surabaya Berani Wujudkan Mimpi