Dalam menghadapi fenomena El Nino dan musim kemarau panjang, pemerintah berhasil menjaga stok pangan dalam negeri, terutama beras, dengan salah satu faktor pendukung utamanya adalah infrastruktur pertanian yang efisien.
- Jemaah Pengajian Gus Iqdam Mulai Padati Balai Kota Surabaya Sejak Jumat Siang
- P3I Jatim Akan Lakukan Judicial Review Perda Baru Reklame Surabaya
- Dirikan Tenda Darurat Hingga Kelelahan Petugas Pemulasaraan Akibat Tingginya Angka Penderita Covid-19 Di Situbondo
Pendapat ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh pengamat pertanian dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Sujarwo. Menurutnya, infrastruktur pertanian memainkan peran penting bagi lingkungan pertanian yang baik. Sujarwo pun mengidentifikasi terdapat dua faktor utama yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani, yakni pasar sebagai distribusi dan teknologi pertanian sebagai produksi.
“Kedua Infrastruktur ini harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan produsen, yaitu para petani, dalam jangka panjang. Pasar yang mendukung kesejahteraan petani adalah pasar yang memberikan margin keuntungan yang cukup bagi petani untuk hidup layak. Sementara teknologi yang mendukung kesejahteraan petani adalah teknologi yang mampu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas pertanian," kata Sujarwo, melalui sambungan selulernya, Jumat, (27/10)
Dengan demikian, saat ini dapat terbukti ancaman kekeringan El Nino tidak memberikan pengaruh buruk yang signifikan pada produksi pertanian yang ada, terlebih ketika hujan mulai turun di berbagai daerah dan produksi pertanian kembali berjalan.
"Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa produksi pertanian yang bergantung pada musim menghasilkan fluktuasi produksi dan ketidakstabilan di pasar yang tidak dapat dihindari," katanya.
Berkaitan dengan hal ini, Sujarwo menegaskan bahwa infrastruktur pertanian menjadi faktor kunci, oleh karena itu, selain kedua hal yang telah disebut di atas, ada satu lagi aspek yang tidak boleh terlewatkan, yaitu membangun sumber daya manusia terampil sehingga dapat terbentuk sistem infrastruktur kelembagaan di antara petani.
“Untuk mencapai hal ini, petani harus memahami kapan waktu berproduksi dan jenisnya apa dengan memperhatikan tidak hanya cuaca tapi juga pasar. Infrastruktur teknologi harus diperankan sebagai unik teknologi yang mendukung sistem produksi pertanian Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian pun terus berupaya mendorong para petani untuk mengadopsi teknologi pertanian guna mendukung pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi ini utamanya diterapkan dalam pengembangan demonstrasi dan diseminasi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hasil Pantauan Sepekan: Pemkot Surabaya Jamin Harga dan Stok Pangan Aman Jelang Lebaran
- Stok Pangan Jelang Ramadan 2025 Aman, Pemkot Surabaya Siapkan Pasar Murah
- Stok Kecukupan Pangan di Surabaya 3 Bulan ke Depan Aman