Pandemi Covid-19 menjadi tantangan dan pembelajaran bagi pengusaha, khususnya yang bergerak dibidang wisata, untuk bisa melewati krisis kemanusiaan ini.
- Piala Dunia U-20 2021, Menpora: Kesiapan Surabaya jadi Tuan Rumah Tak Diragukan
- Keliling Pasar Takjil, Bupati Ipuk Gembira: Berdayakan Ribuan Warga
- Polri-TNI Jadi Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Jember
Demikian ditegaskan pemilik Kusuma Agrowisata Batu/ Edy Antoro, yang juga alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember dalam diskusi/ usai penandatanganan naskah kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) yang dilakukan hari Senin pagi di ruang kerja Rektor Universitas Jember (15/3).
Turut hadir Dalam diskusi Wakil Rektor III, Dekan Fakultas Pertanian dan peserta lainnya ini.
Universitas Jember menjalin kerjasama dengan PT. Kusuma Satria Dinasatri Wisata Jaya/!pengelola Kusuma Agrowisata, Batu// Pemiliknya adalah Edy Antoro, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember, dikenal sebagai pengusaha sukses yang tahan banting sudah dikenal luas.
“Awalnya saya memperkirakan pandemi Covid-19 akan berakhir dalam tiga bulan saja(sejak masuk Indonesia), tapi nyatanya terus lanjut hingga kini", ucap Edi Antoro dalam keterangan tertulis dikutip Kantor berita RMOLJatim, di kampus Tegal boto Jember,Selasa(16/3).
Dia menjelaskan, Tentu saja pandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi usaha kami, terutama yang berkaitan dengan wisata.
Secara umum omzetnya terjun hingga tinggal 20 persen saja. "Mau tidak mau harus menjalankan efisiensi di semua bidang, begitu pula perencanaan bisnis harus diubah semua,” ungkap pengusaha asli Jember ini.
Turunnya omzet tentunya, menjadi tantangan sendiri, sehingga harus mengambil langkah strategis, inovatif dan efisien.
Salah satu langkah yang diambil Edy Antoro adalah dengan mengatur kembali jam kerja karyawannya dan mengatur pengupahan sebab kini karyawannya tidak bekerja seperti di era normal.
“Pandemi Covid-19 jelas membuat banyak usaha merugi bahkan gulung tikar, bagi kami ini menjadi tantangan bagaimana agar tidak sampai mem-PHK karyawan", katanya.
Sedangkan pelajaran yang bisa diambil adalah, seorang pengusaha harus selalu punya rencana alternatif dalam menghadapi kondisi apapun agar tetap survive.
Kedua, pandemi Covid-19 mengajarkan kita supaya melakukan efisiensi di semua bidang, dan yang pasti harus tetap kreatif dan inovatif,” jelas Edy yang alumnus Fakultas Pertanian angkatan tahun 1980.
Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna, mengapresiasi Langkah Edy Antoro dengan Kusuma Agrowisata-nya, yang bisa bertahan di era pandemi Covid-19 ini.
Iwan menjelaskan, pengalaman seperti ini (Edy Wantoro) tidak bisa didapat di bangku kuliah. Oleh karenanya Universitas Jember gencar menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga, baik lembaga pemerintah, sesama perguruan tinggi, hingga lembaga swasta.
Dengan pihak swasta salah satunya, menggandeng alumnus yang sukses membangun usaha. Harapannya, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman, praktek dan kiat dalam menjalankan usaha. Apalagi di era Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, mahasiswa memperoleh kebebasan untuk melaksanakan magang, riset dan proyek ilmiah lainnya di luar kampus.
“Kami ingin mahasiswa yang magang nantinya tidak sekedar menggugurkan kewajiban saja, tapi benar-benar terjun mendalami dunia kerja. Sebab adanya kemudahan magang, riset dan proyek ilmiah lainnya di luar kampus di Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar bertujuan membekali mahasiswa dengan pengalaman nyata agar siap bekerja", Jelas Iwan.
Salah satu kelebihan mengandeng alumnusnya, mereka memiliki kepedulian lebih kepada almamaternya sehingga harapannya bisa membimbing yuniornya dengan lebih intens.
Dalam kesempatan tersebut, Edy Antoro menyampaikan kesediaan membimbing mahasiswa Universitas Jember. Dia juga bercerita jika magang di Kusuma Agrowisata, mahasiswa yang magang tidak serta merta langsung praktek bekerja, namun malah diajak berdiskusi terlebih dahulu.
“Saya sering mengajak peserta magang untuk ngobrol, saya tanya apa passion mereka ? Apa kesukaan mereka ? Sebab mereka tidak semua orang bakal jadi pengusaha. Seringkali mereka belum tahu potensi dirinya sehingga belum menyiapkan strategi apa selepas lulus kuliah,” urai Edy Antoro.
Perlu diketahui melalui Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, maka mahasiswa mendapatkan kesempatan kemudahan untuk magang, riset dan proyek ilmiah lainnya di luar kampus. Jika sebelumnya mahasiswa magang hanya dalam jangka waktu hanya sebulan, maka dengan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar mahasiswa bisa magang hingga satu semester.
“Silahkan mahasiswa Universitas Jember melaksanakan magang dan kegiatan akademis lain di Kusuma Agrowisata, tidak hanya belajar mengenai pertanian saja namun bisa belajar mengenai prosesing berbagai produk kami, pengelolaan wisata hingga sisi bisnisnya,” tutup Edy Antoro dengan optimis. MH.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mengidap Asma Selama 32 Tahun, Nenek di Trenggalek Dapat Bantuan dari Sandiaga Uno
- Penyaluran Zakat di Surabaya Tak Lagi Bersifat Bantuan, Wali Kota Eri: Wujudnya Modal Usaha
- Cegah Pembuangan Limbah Rumen, Pemkot Surabaya Terjunkan Tim Gabungan Sisir Sungai Kalimas