Penghargaan ILO Terhadap Program Desmigratif Indonesia

RMOLBanten. Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Guy Ryder, mengapresiasi program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang dilaksanakan pemerintah Indonesia.


Kami mengapresiasi program Desa Migran (Desa Migran Produktif), yang digagas pemerintah Indonesia, sebagai upaya perlindungan yang menyeluruh bagi pekerja migran Indonesia,” ucapnya.

Setidaknya, ada dua hal yang menjadi perhatian  Ryder terkait Desmigratif. Yakni terkait layanan migrasi sejak di kampung halaman serta peningkatan kesejahteraan keluarga pekerja migran melalui pengelolaan remintansi dan pemberdayaan ekonomi.

Belum ada skema perlindungan pekerja migran sejak dari desa seperti yang dilakukan Desmigratif. Sungguh ini sesuatu yang unik dari Indonesia. Desmigratif bisa menginspirasi negara lain dalam upaya perlindungan pekerja migran," katanya.

Usai pertemuan, Menteri Hanif mengaku terkejut atas apresiasi tersebut. Pasalnya, Desmigratif tidak menjadi bagian agenda pembicaraan bilateral.

Apresiasi tersebut di luar dugaan. Tentu ini menyenangkan. Ternyata upaya perlindungan untuk pekerja migran yang pemerintah Indonesia lakukan mendapat perhatian dunia,” kata Menteri Hanif.

Penghargaan itu, kata Hanif, makin menambah spirit para pihak yang terkait Desmigratif, khususnya para Petugas Desmigratif untuk lebih bersemangat dalam membantu, melayani dan mendampingi pekerja migran dan keluargana.

Digagas oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Desmigratif adalah program perlindungan terhadap pekerja migran sejak dari kampung halaman. Terdapat empat pilar Desmigratif. Yaitu layanan migrasi dan informasi pasar kerja di kantor desa. Menumbuhkembangkan usaha-usaha produktif pekerja migran dan keluarganya. Mendirikan Rumah Belajar (comunity parenting) bagi anak pekerja migran serta memfasilitasi pembentukan dan mengembangkan koperasi.

Sejak 2017, Desmigratif sudah ada di 120 desa kantong pekerja migran/TKI. Tahun 2018 tambah 130 desa dan pada 2019 total menjadi 400.

Agenda utama bilateral tersebut adalah membahas terkait antisipasi dampak ketenagakerjaan di era industri digital, pengingkatan skill pekerja, serta terkait jumlah perwakilan Indonesia di ILO. [dzk

ikuti terus update berita rmoljatim di google news