. Presiden Joko Widodo hadir di kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Senin (5/8) pagi. Didampingi Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Jokowi hadir untuk meminta penjelasan terkait pemadaman massal pada Minggu kemarin.
- Yuk Saksikan Surabaya Vaganza: Ada Parade Bunga dan Budaya hingga Kirab Lampion
- Kampung Winner, Perpaduan antara Wisata dan Kuliner
- Gubernur Khofifah Isi Libur Lebaran dengan Berwisata Edukasi di Jatim Park 3 Malang
Di depan Plt. Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani, Jokowi meminta agar permasalahan disampaikan tak panjang lebar.
"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kalau ada hal yang kurang ya blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi masa yang akan datang," tutur Jokowi di Kantor PLN, Jakarta.
Mendengar pernyataan Presiden, Plt. Dirut Sripeni kemudian menjabarkan sebab pemadaman listrik massal yang dilakukan di sebagian Pulau Jawa.
Dijelaskan, sebab pemadaman karena adanya gangguan transmisi di Ungaran dan Pemalang 500 kV. Saat Sripeni melanjutkan penjelasan, Presiden Jokowi menyela.
"Penjelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya, Bapak Ibu kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi," papar Jokowi.
Sripeni kemudian meminta waktu untuk kembali menjelaskan duduk perkara secara rinci. Namun Jokowi hanya meminta PLN segera memperbaiki wilayah yang belum normal segera dipulihkan.
"Yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali. Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar jangan sampai keulang kembali. Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," tutupnya seperti dilansir Kantor Berita RMOL.
Setelah itu, Jokowi kemudian berdiri dan meninggalkan kantor PLN. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Saksikan! Pertunjukan Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku” di CFD Tunjungan
- Diving di Nusa Penida, Sajikan Pari Manta di Depan Mata
- Geobike Caldera Toba #7, Event Cerdas di Masa Pandemi