Perayaan Hari Raya Waisak 2566 BE tahun 2022 di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, berlangsung secara sederhana tanpa ada kegiatan khusus.
- Bank Jatim Serahkan CSR Ke Pemkab Tuban Berupa Truck Distribusi Air Bersih
- Luncurkan Si Mas Ganteng 2, Gubernur Khofifah Sebut Beri Dampak Positif Sosial Ekonomi Bagi Integrasi Layanan Transportasi Hingga Pelosok Kecamatan di Tuban
- Bareskrim Ungkap Sindikat Penyalahgunaan BBM Subsidi Solar di Tuban dan Karawang, 8 Tersangka Ditangkap
Pasalnya, sampai saat ini pengelola masih melakukan pembenahan karena terjadi kekosongan kepengurusan kelenteng disebabkan terjadi konflik internal.
“Tidak ada kegiatan khusus pada perayaan Waisak tahun ini karena kita fokus pembenahan, dan ini juga masih pandemi,” ungkap Soejanto, salah satu tim asal Surabaya yang ditunjuk untuk mengelola Klenteng Tuban, dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Selasa (17/5).
Puluhan umat Budha Tuban menggelar ritual suci dan doa bersama di Altar Kelenteng terbesar se-Asia Tenggara itu. Proses ritual sembahyang itu berjalan khidmat dan tidak mengurangi makna dari perayaan suci tersebut.
“Siapa saja yang mau ke klenteng dipersilahkan, kita tidak mengundang dari luar pada hari Waisak ini,” tambah Yanto panggilan akrab Soejanto.
Dia menjelaskan telah terjadi kesepakatan bahwa kewenangan dalam mengelola TITD Kwan Sing Bio Tuban untuk sementara waktu diserahkan kepada 3 tokoh konglomerat Jatim dan nasional.
Ketiga tokoh Tionghoa tersebut adalah Alim Markus Bos Maspion Group, Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api, dan Paulus Welly Afandi pengusaha Tionghoa asal Surabaya.
Mereka bertiga diberikan mandat untuk mengelola karena dinilai berjasa atas dibukanya gerbang pintu masuk kelenteng Tuban yang sebelumnya digembok selama tiga bulan sejak 28 Juli 2020 lalu.
Pintu tersebut digembok karena ada konflik dua kubu pada kepengurusan kelenteng.
“Tiga tokoh ini dulu yang membuka pintu gerbang yang sempat digembok. Sehingga dalam satu sampai dua tahun ini kita fokus membenahi dalam dulu mulai dari bersih-bersih kelenteng,” jelasnya.
Pengelola Fokus Pembenahan Fisik Kelenteng
Selain itu, pihak pengelola mengaku mulai 1 April 2022 telah dilakukan perdamaian dan pembenahan TITD Kwan Sing Bio Tuban.
Sala satu poin kesepakatannya, demi kelancaran dan suksesnya perdamaian serta pembenahan di kelenteng, maka pelaksanaan dilakukan oleh tiga tokoh tersebut dengan penuh independen agar bisa adil dan lancar serta tidak memihak.
Kemudian poin berikutnya dalam mengelola Klenteng ini tidak memakai orang-orang Tuban yang bersengketa dan bertikai. Maka tim Surabaya berinisiatif mendirikan yayasan terlebih dahulu tanpa melibatkan kedua belah pihak yang sedang terlibat konflik.
Dalih itu dilakukan demi keutuhan dan keadilan selama pembenahan klenteng. Namun, pengelola juga mempersilahkan orang-orang yang terlibat konflik untuk melakukan ibadah di klenteng, tetapi untuk sementara waktu mereka tidak boleh ikut campur dalam mengelola tempat ibadah Tri Dharma ini.
“Kalau mereka (orang terlibat konflik) kesini tidak apa-apa, tapi kalau ikut campur tidak boleh karena sudah sesuai perjanjian,” ungkap Yanto.
Lebih lanjut, setelah pembenahan dan perdamaian ini selesai dengan target selama dua tahun kedepan. Maka, umat kelenteng nantinya dipersilahkan kembali untuk menggelar pemilihan ketua maupun pemilik kelenteng Tuban dengan aturan yang berlaku.
“Kalau sudah dua tahun, mereka bisa kembali memilih ketua lagi. Kita kembalikan lagi atau kontraknya dua tahun,” pungkasnya. 
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bank Jatim Serahkan CSR Ke Pemkab Tuban Berupa Truck Distribusi Air Bersih
- Luncurkan Si Mas Ganteng 2, Gubernur Khofifah Sebut Beri Dampak Positif Sosial Ekonomi Bagi Integrasi Layanan Transportasi Hingga Pelosok Kecamatan di Tuban
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
