Sebanyak 1.016 hektar lahan sawah terendam banjir di 26 desa dari 6 kecamatan, wilayah Ngawi, Jawa Timur. Akibatnya 3.746 petani siap-siap merugi lantaran tanaman padi yang siap panen terancam membusuk.
- Bupati Tuban Lindra Serahkan 147 SK CPNS dan PPPK Non Guru
- DPRD dan Pj Walikota Malang Sepakat Tetapkan Perda APBD 2024
- Pj Iwan Kurniawan Fokus Penguatan Transformasi Ekonomi Inklusif di Rancangan Awal RKPD 2026 Kota Malang
Beberapa petani terpaksa mempercepat masa panen, seperti yang terlihat di wilayah Kwadungan dari 8 desa terpaksa mempercepat masa panen.
Pemandangan ini juga bisa dilihat di beberapa desa antara lain Purwosari, Dinden, Kendung, Simo, Tirak, Sumengko, Pojok dan Mojomanis.
"Iya terpaksa kita panen dengan resiko basah seperti ini daripada membusuk. Tetapi kita juga bingung setelah sampai rumah mau dijemur ternyata banjir masih terjadi,†ungkap Sutikno, petani asal Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi pada Kantor Berita , Sabtu (9/3).
Sementara di Kecamatan Geneng, banjir terparah terjadi di Desa Kasreman, dimana hampir 200 hektar lahan sawah terendam. Padahal wilayah ini belum memasuki masa panen dengan usia berkisar antara 70-80 hari.
Dampaknya pun jelas, jika banjir tidak lekas surut potensi gagal panen di depan mata. Para petani hanya bisa pasrah.
"Memang ada padi yang sudah menguning terpaksa dipanen awal padahal belum waktunya dengan resiko harganya nanti anjlok daripada membusuk. Namun juga ada yang lebih parah dibiarkan begitu saja karena memang belum bisa dipanen,†pungkasnya.[dik/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Khofifah Pastikan Penanganan Pemulangan PMI Berjalan Kondusif
- Polres Jember Segera Undang Dewan Pers Sebagai Saksi Ahli Kasus Pemerasan Wartawan
- Mas Pj Wali Kota Mojokerto Tuntaskan Aduan Warga dengan Solusi