Perjuangan Siswa Bululawang- Belajar Harus Angkat Kedua Kaki Akibat Banjir Lumpur

Sekolah Dasar Negeri 2 Bululawang, di Dusun Pasur, Desa Bululawang, Kecamatan Bakung, terendam lumpur. Hingga kini sisa-sisanya masih ada.


"Kalau pas banjir ketinggian air bisa mencapai 20 cm, kalau sisa lumpurnya sekitar 3 cm,” ungkap Suminto Kepala SDN 2 Bululawang kepada Kantor Berita , beberapa waktu lalu.

Suminto merasa iba, melihat perjuangan murid-muridnya harus menahan dingin, apalagi pakaian mereka juga terkadang basah kuyup, karena hujan. Pihak sekolah tidak memaksakan untuk seluruh siswanya menggunakan seragam saat sekolah mereka terendam banjir. Meski sekolahnya terendam banjir, para siswa tetap semangat pergi ke sekolah demi menuntut ilmu.

Meski demikian, para siswa juga mengeluh karena sekolah mereka yang becek. Apalagi kejadian seperti ini bukan kali pertama bagi mereka. Hampir setiap tahun tiga sampai empat kali banjir melanda sekolah tempatnya menimba ilmu.

"Kalau belajar seperti ini susah, kakinya harus diangkat, karena kebanjiran. Ingin sekolah tidak seperti ini lagi, bersih kayak biasanya,” ungkap Wulandari salah satu siswi SDN 2 Bululawang.

Perjuangan guru yang mengajar tidak kalah berat. Jalan berlumpur sejauh 3 km dari 5 km dari Desa Bululawang menjadi tantangan bagi mereka. Sepeda motor mereka yang gunakan untuk menembus lumpur kerap macet tidak dapat bergerak. Beruntung sebagian guru memiliki sepeda motor yang menggunakan roda kasar, sehingga masih dapat menyelesaikan perjalanan untuk memenuhi kewajiban sebagai pendidik.

Ada lima pengajar di SDN 2 Bululawang, yakni satu kepala sekolah, dua guru PNS dan dua guru tidak tetap. Setiap musim penghujan, mereka harus berjuang menembus jalan yang penuh lumpur.

"Beruntung kali ini masih ada airnya, jadi lumpur dapat lepas, kalau tidak ada airnya, saya tidak yakin guru-guru yang perempuan dapat menembusnya,” ujar Hendro salah satu Guru SDN 2 Bululawang.[moc/aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news