. Ketimbang
bergabung dengan koalisi petahana Joko Widodo dan koalisi Ketua Umum
Partai Gerindra Prabowo Subianto, Demokrat lebih condong membentuk
koalisi baru.
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
- Tampung Aspirasi Pendamping PKH, Said Abdullah Gerak Cepat Tanggapi Respon
- Soroti Kekerasan Wadas, Demokrat: Pemerintah Harusnya Menenangkan
Demikian disampaikan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin, dalam diskusi bertajuk 'Berburu Cawapres dan Sidang MK' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5).
Didi menegaskan bahwa sikap itu dilakukan karena sebagai partai yang pernah berkuasa selama 10 tahun, mereka tak ingin hanya ikut-ikutan.
"Tidak seperti karnaval yang membebek orang-orang ke kiri kita ke kiri, orang ke kanan kita ke kanan. Bagaimana pun 10 tahun di kekuasaan, kami ingin melanjutkan program-program kami berkelanjutan, kalau ada yang kurang kita perbaiki," katanya.
Selain itu, Didi juga ingin partainya mendapatkan dampak positif dari dukungan yang akan mereka berikan nanti. Konkretnya adalah dampak elektoral partainya bertambah.
Menurut banyak survei, parpol yang bertambah dampak elektoralnya hanyalah parpol yang memiliki calon presiden, dalam hal ini PDIP karena Jokowi, dan Gerindra karena Prabowo.
"Alangkah ruginya kalau kita ikut dukung mendukung tapi kita enggak dapat dampak elektoral," ujar Didi.
Untuk itu, anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pun mengajak partai-partai lain untuk menginisiasi pembentukan poros baru yakni di luar Jokowi dan Prabowo.
"Meskipun poros ketiga kecil kemungkinan. Tapi makin banyak pilihan makin bagus untuk demokrasi dan partai-partai yang ada itu bagus juga. Saya mengajak kita, sahabat-sahabat partai yang ada untuk cerdas," pungkas Didi dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hubungan Prabowo Subianto dan Surya Paloh Dijamin Tetap Harmonis
- Wakili PDIP, Sekjen Hasto Kristiyanto Penuhi Undangan PCB KPK
- Harga Energi Melonjak, Putin: Jangan Salahkan Rusia