- Viral Rencana Saksi Paslon 02 Diberi CTM: Dokter Kecam Penyalahgunaan Obat untuk Kecurangan Pilkada
- Bayu Airlangga Dukung Pilkada Lewat DPRD: Hemat Biaya, Tingkatkan Kualitas Pemimpin
- Pahlawan Kesiangan, Mencari Popularitas di Tengah Euforia Kemenangan
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi kebebasan dan kedaulatan rakyat, menuntut partisipasi aktif warga negara dalam proses politik, termasuk pemilihan umum.
Pilkada sebagai wujud nyata dari demokrasi di tingkat daerah diharapkan menjadi ajang perebutan kekuasaan yang sehat, penuh gagasan, dan berorientasi pada kemajuan bersama.
Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan bahwa proses pilkada rentan terhadap berbagai bentuk pelanggaran dan tindakan yang merugikan demokrasi, salah satunya adalah pengerusakan alat kampanye.
Di Bangkalan baru-baru ini terjadi peristiwa pengerusakan banner milik salah satu pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan nomor urut 02, Mathur Husyairi dan Jayus Salam. Saat ini tengah menjadi sorotan publik.
Kejadian ini bukan hanya dapat mencoreng wajah demokrasi Bangkalan, tapi juga memunculkan pertanyaan mendalam: apakah ini sekadar aksi vandalisme yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab, atau justru sebuah tanda kerawanan pilkada yang lebih besar?
Apakah insiden ini juga dapat diartikan sebagai ketidakdewasaan politik masyarakat dalam menghadapi perbedaan pandangan dan pilihan politik?
Pengerusakan banner, sekilas tampak sebagai tindakan kecil yang mungkin hanya dianggap sebagai bentuk vandalisme biasa. Namun, di balik peristiwa ini tersembunyi potensi bahaya yang mengancam integritas pilkada dan demokrasi Bangkalan secara keseluruhan.
Pengerusakan banner bisa menjadi indikator dari persaingan politik yang tidak sehat dan berpotensi memicu permusuhan di antara para pendukung calon.
Kejadian ini menandakan adanya potensi konflik terbuka yang dapat meluas dan berujung pada kerusuhan atau kekerasan fisik. Atau mungkin ada pihak-pihak lain yang sengaja menjalankan aksi adu domba untuk memantik sebuah konflik lebih krusial.
Tindakan pengerusakan seringkali dipicu oleh polarisasi politik yang tajam dan menghasilkan perbedaan pandangan yang sulit didamaikan. Ketegangan antar kelompok pendukung calon bisa mengalami eskalasi dan memicu tindakan yang merugikan demokrasi.
Terjadinya pengerusakan terhadap properti milik kelompok lain tidak hanya menunjukkan kerawanan pilkada, tetapi juga mencerminkan ketidakdewasaan politik.
Tindakan ini mengindikasikan bahwa masih ada sekwlompok makhluk yang belum memahami esensi dari demokrasi, khususnya dalam hal menghormati perbedaan dan menjalankan proses politik dengan beradab.
Tindakan destruktif semacam itu menunjukkan ketidakmampuan dalam mengelola perbedaan pandangan dan pilihan politik secara konstruktif. Kurangnya toleransi dan rasa hormat terhadap golongan lain bisa mengarah pada tindakan yang merusak demokrasi.
Pengerusakan atas properti milik kelompok lain juga mengindikasikan kurangnya partisipasi politik yang bermakna dan bertanggung jawab. Partisipasi politik yang hanya terbatas pada mencoblos di hari pemilihan tidak cukup untuk menjamin demokrasi yang sehat.
Peristiwa perusakan alat kampanye menunjukkan kecenderungan mengutamakan ego sektoral dan kelompok ketimbang kepentingan bersama. Ketika sebagian masyarakat lebih mengutamakan kepentingan politik kelompoknya dibanding menjaga demokrasi, maka tindakan yang merusak demokrasi bisa terjadi.
Kedewasaan politik menuntut setiap individu untuk menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok dan menghormati perbedaan pendapat. Kedewasaan politik menuntut masyarakat untuk menerima perbedaan pendapat dan menghormati hak orang lain untuk memilih calon yang berbeda.
Perusakan banner, selain menjadi tanda kerawanan pilkada dan ketidakdewasaan politik, juga merupakan peringatan bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran politik dan bersama-sama menjaga integritas pilkada.
Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat perlu bersinergi untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat.
Program pendidikan politik yang komprehensif dan menjangkau semua kalangan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang demokrasi, peran masyarakat dalam pilkada, dan etika politik.
Etika politik mengajarkan untuk bersaing secara sehat, menghormati lawan politik, dan menjalankan proses politik dengan beradab.
Selain mereka, media massa memiliki peran penting dalam menciptakan suasana pilkada yang kondusif dan menumbuhkan toleransi antar pendukung calon.
Media perlu menjalankan perannya secara profesional dan bertanggung jawab dengan menghindari berita hoaks, provokatif, dan SARA.
Media juga perlu memberikan ruang yang seimbang bagi semua calon untuk mengungkapkan visi dan misi serta menjalin dialog dengan masyarakat.
Mendukung kelancaran dan ketertiban pelaksanaan gelaran pemilukada, aparat penegak hukum perlu menjalankan tugasnya secara profesional dan tegas dalam menangani pelanggaran pilkada, termasuk tindakan pengerusakan alat kampanye.
Aparat penegak hukum harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu dan menghukum pelaku pelanggaran pilkada sesuai dengan hukum yang berlaku.
Keterlibatan tokoh masyarakat dan pemuka agama memiliki peran penting dalam menciptakan suasana pilkada yang kondusif dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab.
Tokoh masyarakat dan tokoh agama perlu mengajak masyarakat untuk menghormati perbedaan pendapat, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dan menjalankan pilkada dengan beradab.
Tokoh agama wajib dapat menjadi anutan umat agar tak sesat dalam menjalankan kewajibannya dalam menunaikan hak pilih. Tokoh agama sebisa mungkin mengambil jarak untuk tidak menjadi kompor politik.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pameran Naskah Kuno Warnai Haul Akbar Syaikhona Kholil Bangkalan, Gubernur Khofifah: Ini Komitmen Menjaga dan Menghargai Keilmuan Ulama Nusantara
- Jelang Haul Akbar Satu Abad Syaikhona Kholil Bangkalan, Gubernur Khofifah: Beliau Ulama Besar Inspirator Lahirnya NU, Organisasi Islam Terbesar Di Dunia
- SKK Migas dan PHE WMO Salurkan Bantuan untuk Nelayan dan Korban Banjir di Bangkalan