Pemerintah diminta untuk lebih serius memperhatikan nasib petani pasca banjir yang melanda wilayah Ngawi, Jawa Timur. Pasalnya, akibat luapan Kali Madiun tersebut, sebanyak 1.016 hektar sawah telah terendam banjir. Bahkan banyak hasil panen yang memasuki masa panen dengan usia padi antara 80-85 hari.
- Pemkot Kediri Implementasikan Peran Forum Anak Untuk Pemenuhan Hak Anak
- Cicit Pendiri Ponpes Al-Aziz Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal Dunia Usai Dioperasi
- SATUPENA Beri Penghargaan Penulis 2024: Ahmad Tohari, Esther Haluk, dan Murdiono
Disperta Ngawi mencatat ada 3.746 petani dari 26 desa dan 6 kecamatan mengalami kerugian. Kata Sarjono yang juga Caleg petahana dari Partai Golkar nomor urut 01 Dapil 2 Ngawi (Kwadungan, Pangkur, Karangjati, Bringin dan Padas) ini, pemerintah diminta lebih intens mensosialisasikan tentang asuransi pertanian ke petani.
"Saya kira salah satu solusinya iya asuransi pertanian itu. Kasihan bagi petani yang gagal total panennya. Selain itu, harga gabah jangan dibiarkan terlalu anjlok di daerah yang terkena banjir,†bebernya.
Selain itu untuk mengantisipasi banjir harus dituntaskan dengan secepatnya tanggul di sepanjang Kali Madiun hingga titik pertemuan dengan Bengawan Solo.
Karena itu pemerintah harus segera mendesak Balai Besar Bengawan Solo (BBWS) untuk melanjutkan kembali pembangunan tanggul penahan banjir.
"Akan saya kawal terkait pembangunan tanggul ini. Sebab banjir di Kwadungan dan sekitarnya terjadi setiap tahun. Dan penyebabnya masih sama akibat luapan Kali Madiun,†tuntas Sarjono yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Ngawi ini.[dik/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Jenguk dan Maafkan Tersangka Perusakan Batu-Batu Kenjeran
- Ribuan ASN Doa Bersama Sambut Tahun Baru 1445 H, Gubernur Khofifah Sebut Imbangi Ikhtiar Profesional Dengan Spititual
- Tingkat Pengangguran Terbuka Jatim Turun Signifikan di Angka 4,88 Persen, Gubernur Khofifah: Jadi Bukti Ekonomi Jatim Terus Membaik