Petani Korban Banjir Harus Dapat Asuransi Pertanian

Pemerintah diminta untuk lebih serius memperhatikan nasib petani pasca banjir yang melanda wilayah Ngawi, Jawa Timur. Pasalnya, akibat luapan Kali Madiun tersebut, sebanyak 1.016 hektar sawah telah terendam banjir. Bahkan banyak hasil panen yang memasuki masa panen dengan usia padi antara 80-85 hari.


Disperta Ngawi mencatat ada 3.746 petani dari 26 desa dan 6 kecamatan mengalami kerugian. Kata Sarjono yang juga Caleg petahana dari Partai Golkar nomor urut 01 Dapil 2 Ngawi (Kwadungan, Pangkur, Karangjati, Bringin dan Padas) ini, pemerintah diminta lebih intens mensosialisasikan tentang asuransi pertanian ke petani.

"Saya kira salah satu solusinya iya asuransi pertanian itu. Kasihan bagi petani yang gagal total panennya. Selain itu, harga gabah jangan dibiarkan terlalu anjlok di daerah yang terkena banjir,” bebernya.

Selain itu untuk mengantisipasi banjir harus dituntaskan dengan secepatnya tanggul di sepanjang Kali Madiun hingga titik pertemuan dengan Bengawan Solo.

Karena itu pemerintah harus segera mendesak Balai Besar Bengawan Solo (BBWS) untuk melanjutkan kembali pembangunan tanggul penahan banjir.

"Akan saya kawal terkait pembangunan tanggul ini. Sebab banjir di Kwadungan dan sekitarnya terjadi setiap tahun. Dan penyebabnya masih sama akibat luapan Kali Madiun,” tuntas Sarjono yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Ngawi ini.[dik/aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news